Aceh Timur, newsataloen.com - Kamis (16 Januari 2025) – Fajar baru saja menyingsing di Desa Leles, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, ketika suara gemuruh tanah longsor memecah keheningan. Pukul 04.45 WIB, hujan deras yang mengguyur sepanjang malam membawa petaka: material tanah setinggi 3 meter dan sepanjang 40 meter menutup total jalan Lokop-Pinding di KM 10 Batu Kapur. Jalur utama yang menghubungkan Kecamatan Serbajadi dengan Kecamatan Pinding, Kabupaten Gayo Lues, kini tak bisa dilalui.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, lumpuhnya akses jalan membuat aktivitas masyarakat setempat terhenti. Jalur vital yang biasa digunakan warga untuk bepergian ke kebun dan mengangkut hasil bumi kini tertutup tanah, bebatuan, dan batang pohon.
Komandan Koramil 01/Peunaron, Kapten Inf Meswanto, bersama tim Muspika bergerak cepat. "Kami langsung berkoordinasi dengan BPBD Aceh Timur untuk menyiapkan langkah penanganan darurat," ujar Dandim 0104/Aceh Timur Letkol Inf Tri Purwanto, S.I.P., melalui Kapten Meswanto di lokasi kejadian.
Tak hanya itu, pihak Koramil juga menggandeng PT Wanita Mandiri Perkasa (WMP), perusahaan yang bertanggung jawab atas pengelolaan jalan di wilayah tersebut. Permintaan segera diajukan agar alat berat dikerahkan ke lokasi untuk membersihkan material longsor.
Sementara itu, Babinsa dan Babinkamtibmas tak tinggal diam. Mereka menyisir kawasan sekitar, mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi longsor susulan. Hujan yang masih turun membuat situasi di lapangan penuh risiko, namun langkah antisipasi tetap diutamakan demi keselamatan warga.
"Saat ini alat berat sudah dalam perjalanan ke lokasi. Kami berharap proses pembersihan bisa selesai hari ini agar akses jalan kembali normal," lanjut Kapten Meswanto.
Di sisi lain, aparat Muspika terus memonitor perkembangan situasi sembari melaporkan kondisi terkini ke komando atas. Bantuan dan dukungan tambahan diharapkan dapat mempercepat penanganan bencana ini.
Longsor di Lokop-Pinding menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di kawasan rawan bencana seperti Aceh Timur. Masyarakat diminta untuk selalu memperhatikan informasi cuaca dan tidak ragu melapor kepada aparat jika melihat tanda-tanda bahaya.
“Keselamatan adalah prioritas utama. Mari kita hadapi ini bersama,” tutup Kapten Meswanto penuh harap. (*)
Post a Comment