Dr. Iswadi, M.Pd Sarankan Siswa Belajar di Rumah Saat Bulan Puasa





Dr.Iswadi,M.Pd

Jakarta, newsataloen.com- Bulan Ramadan adalah momen istimewa yang selalu dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain menjalankan ibadah puasa, Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk memperdalam nilai-nilai spiritual, memperbaiki diri, dan meningkatkan ibadah. Dalam konteks pendidikan, bulan Ramadan sering kali menghadirkan tantangan tersendiri, terutama bagi siswa yang harus tetap belajar di tengah suasana yang berbeda.

Melihat hal ini, Dr. Iswadi, M.Pd, seorang pakar pendidikan, menyarankan agar siswa lebih memanfaatkan waktu mereka untuk belajar di rumah selama bulan puasa.Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Sabtu 4 Januari 2024

Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut menjelaskan bahwa belajar di rumah selama Ramadan bukan hanya untuk menjaga stamina fisik siswa, tetapi juga memberi ruang bagi mereka untuk memanfaatkan waktu dengan lebih fleksibel.

“Saat Ramadan, kondisi fisik dan psikologis siswa sedikit berbeda dari hari biasa. Puasa mengajarkan kita untuk menahan lapar, haus, dan mengontrol emosi. Dengan belajar di rumah, siswa dapat mengatur waktu belajar sesuai dengan ritme tubuh mereka, sehingga tidak terlalu terbebani,” jelas Dr. Iswadi.

Akademisi yang juga Politisi muda asal Aceh ini menambahkan bahwa belajar di rumah juga dapat menjadi cara untuk mengintegrasikan pendidikan formal dengan nilai-nilai spiritual. Dalam suasana Ramadan, siswa dapat lebih mudah mengatur waktu untuk belajar akademik sekaligus mendalami agama.

“Misalnya, setelah sahur dan salat Subuh, siswa bisa memanfaatkan waktu untuk mengulang pelajaran. Di sore hari, menjelang berbuka, mereka bisa membaca Al-Qur’an atau mengikuti kajian online,” sarannya.

Menurut Dr. Iswadi, salah satu kunci keberhasilan belajar di rumah adalah manajemen waktu yang baik. Ia menyarankan siswa untuk membuat jadwal harian yang mencakup waktu belajar, beribadah, dan istirahat. “Jangan sampai waktu belajar terganggu karena merasa terlalu lelah berpuasa. Sebaliknya, jadikan Ramadan sebagai motivasi untuk lebih disiplin dan produktif,” katanya.

Selain itu, Dr. Iswadi juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka selama belajar di rumah. Orang tua diharapkan dapat menciptakan suasana yang kondusif dan mendukung, baik dari segi fisik maupun emosional.

“Orang tua bisa membantu dengan memastikan anak-anak mereka memiliki ruang belajar yang nyaman, menyediakan makanan bergizi saat sahur dan berbuka, serta memberikan dorongan moral untuk tetap semangat belajar,” ungkapnya.

Namun, Dr. Iswadi juga mengingatkan agar siswa tidak hanya fokus pada aspek akademik semata. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk belajar tentang kehidupan, nilai-nilai kemanusiaan, dan meningkatkan kepekaan sosial. Ia menyarankan agar siswa dilibatkan dalam kegiatan yang mendukung pengembangan karakter, seperti berbagi dengan sesama, membantu orang tua di rumah, atau mengikuti kegiatan amal.

“Salah satu esensi dari Ramadan adalah menumbuhkan rasa empati dan kepedulian. Dengan belajar di rumah, siswa punya lebih banyak waktu untuk merefleksikan diri dan memahami bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dr. Iswadi.

Ia juga menyoroti peran teknologi dalam mendukung pembelajaran selama bulan puasa. Platform digital dan aplikasi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mengakses materi belajar, mengikuti kelas daring, atau berinteraksi dengan guru dan teman. Namun, Dr. Iswadi mengingatkan agar penggunaan teknologi tetap terkontrol dan tidak berlebihan.

“Gunakan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat. Jangan sampai waktu belajar justru terbuang untuk hal-hal yang tidak produktif, seperti bermain game atau mengakses media sosial tanpa tujuan,” pesannya.

Post a Comment

Previous Post Next Post