Drs.Iswadi,M.Pd
Jakarta, newsataloen.com - Awal Tahun 2025, media di Indonesia dikejutkan dengan pemberitaan mengenai penemuan sebuah pagar misterius yang terletak di laut sekitar wilayah Tangerang, dengan panjang mencapai 30,16 kilometer. Pagar ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan berbagai ahli, karena keberadaannya yang tak biasa di tengah laut tersebut. Penemuan ini menimbulkan berbagai spekulasi dan pertanyaan mengenai asal-usul serta tujuan dari pagar tersebut.
Dr. Iswadi, M.Pd, seorang ahli dan akademisi yang juga aktif berkomentar tentang isu-isu terkait lingkungan dan kebijakan publik, memberikan responnya terhadap fenomena ini.
Dr. Iswadi mengungkapkan bahwa fenomena pagar misterius ini bisa jadi merupakan hasil dari suatu proyek besar yang tidak terpublikasi dengan baik atau memang sengaja disembunyikan. Dalam wawancaranya dengan para wartawan , beliau menjelaskan bahwa ada kemungkinan pagar tersebut adalah bagian dari suatu upaya yang lebih besar, baik yang bersifat komersial, militer, maupun untuk kepentingan penelitian.
"Keberadaan pagar seperti ini di tengah laut bisa jadi terkait dengan usaha pemanfaatan ruang laut yang semakin padat, baik untuk instalasi industri, konservasi laut, atau mungkin ada alasan-alasan lain yang lebih terselubung.Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Sabtu 11 Januari 2025
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut juga menyoroti pentingnya penelitian yang lebih mendalam mengenai hal ini. Menurutnya, agar masyarakat bisa memahami dengan jelas tujuan dari pagar tersebut, perlu dilakukan studi lebih lanjut, baik dari segi geospasial, ekologis, maupun sosial.
Dr. Iswadi menambahkan bahwa pagar yang terletak di laut tersebut dapat memiliki dampak besar terhadap ekosistem di sekitar wilayah tersebut. Jika benar pagar tersebut dibuat dengan tujuan untuk membatasi atau mengarahkan pergerakan makhluk hidup tertentu, seperti ikan atau biota laut lainnya, maka hal ini perlu dipertimbangkan dengan cermat.
"Salah satu kemungkinan adalah pagar tersebut digunakan untuk tujuan konservasi atau pengelolaan sumber daya alam laut. Misalnya, untuk melindungi spesies tertentu atau untuk menandai kawasan tertentu yang menjadi area perlindungan. Namun, kita harus hati-hati jika proyek semacam ini tidak melibatkan studi lingkungan yang matang," lanjut Dr. Iswadi.
Namun, Dr. Iswadi, M.Pd juga tidak menutup kemungkinan bahwa pagar tersebut memiliki tujuan yang kurang transparan. "Dalam konteks pembangunan infrastruktur atau proyek besar lainnya, sering kali ada kepentingan yang tidak diinformasikan kepada publik, terutama jika proyek tersebut melibatkan investasi besar atau bahkan kepentingan politik tertentu. Ini bisa menciptakan keraguan di masyarakat mengenai apa yang sebenarnya terjadi di balik proyek semacam ini," kata Dr. Iswadi.
Salah satu hal yang ditekankan oleh Dr. Iswadi adalah pentingnya keterbukaan informasi dan komunikasi yang baik antara pihak terkait dan masyarakat. Dalam banyak kasus, masyarakat sering kali merasa terabaikan ketika proyek-proyek besar dilakukan tanpa melibatkan mereka dalam proses perencanaan atau pengawasan. Oleh karena itu,
Dr. Iswadi mengingatkan bahwa pemerintah dan lembaga terkait harus memberikan penjelasan yang jelas dan transparan mengenai keberadaan pagar misterius ini, serta implikasi dari proyek tersebut terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitar kawasan tersebut. (*)
Post a Comment