Miris! Nelayan Tradisional di Peureulak Tak Pernah Nikmati Harga BBM Subsidi, Sebut Syaratnya Terlalu Rumit





Aceh Timur, newsatataloen.com - Nelayan tradisional Kuala Sematang Muda Itam kecamatan Peureulak kabupaten Aceh Timur, provinsi Aceh ternyata sudah bertahun-tahun tak dapat merasakan subsidi BBM Solar. Adapun permasalahan adalah syaratnya terlalu rumit yang dihadapi para nelayan yaitu untuk mendapatkan BBM subsidi tersebut.

Hal itu terungkap dari seorang nelayan jaring udang Desa Kuala Seumatang Kecamatan Peureulak kepada media ini, Kamis (26/12/2024)

Ia mengaku selama ini belum pernah menikmati harga subsidi BBM jenis solar. Bahkan nelayan tersebut mengaku sebagian besar nelayan tidak pernah mendapatkan BBM subsidi, selama ini nelayan membeli minyak bio solar melalaui agen minyak di Desa setempat dengan harga Rp 8,000 - 9,000/liter.

"Kami sebagian besar nelayan kecil di daerah ini, tidak pernah menikmati harga BBM subsidi dari Pemerintah nelayan lebih memilih beli dari agen minyak walaupun harga lebih tinggi, walaupun terpaksa beli BBM Rp 9,000/liter, " ujar nelayan jaring udang yang enggan menyebut namanya.

Menurutnya, alasan tidak membeli BBM subsidi disamping kebutuhan BBM dalam jumlah sedikit karena menggunakan boat kecil, aturannya pun terlalu rumit.

"Para nelayan kecil malas membeli BBM subsidi, karena aturan terlalu rumit, serta harus menunggu antrian yang lama di SPBU," ujar nya.

Jailani Panglima Laot Peureulak, saat dikonfirmasi media ini kamis (26/12) mengaku sudah menghimbau para nelayan yang berada di wilayahnya untuk mengurus ke Dinas terkait untuk mendapatkan barcode/rekomendasi, akan tetapi nelayan mengubrisnya.

"Sudah sering saya himbau kepada nelayan, tapi mereka tidak mau mengurusnya," ujar Jailani.

Selanjutnya Jailani mengakui kendala yang dihadapi oleh nelayan terkait aturan pemerintah terlalu rumit untuk mendapatkan BBM subsidi jenis solar, setiap minggu harus ke Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Timur untuk mengutus barkoce atau surat rekom.

"Setiap minggu harus ke Kantor dinas terkait ke Pusat Pemerintahan di Idi Rayeuk, harus menempuh perjalanan satu jam, cuma untuk mengambil rekom," kata Jailani.

Jailani berharap Pemerintah dapat meringankan beban nelayan, aturan nya jangan semingu sekali memperpanjang rekom/barkode dari dinas terlalu sibuk nelayan.

"Minimal sebulan sekali mengambil barokode/rekom, selama ini nelayan harus datang setiap minggu ke kantor Dinas," harap Jailani yang juga mantan anggota DPRK Aceh Timur tersebut.


Reporter : Masri

Post a Comment

Previous Post Next Post