kabar daerah
Pedagang Pasar Krueng Geukueh Mengalami Nasib Sedih, Kami Meminta PJ Bupati Aceh Utara untuk Meninjau
Aceh Utara, newsataloen.com - Nasib Pedagang Pasar Keude Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara tambah parah menyusul pembongkaran semua bangunan liar baik yang dibangun di jalur rel Kereta Api Indonesia (KAI) maupun sepanjang jalan IMIA PT PIM gampong Uteun Gelinggang dan Keude Krueng Geukueh..
Kalangan pedagang Kaki Lima (KL) yang tergusur dari jalur jalan tersebut kucar kacir karena tidak tersedia lahan lain untuk menjajakan barang dagangannya. Mareka ada yang tetap nekat berjualan di pinggiran rel juga ada yang pindah ke lapangan bekas Pasar Terpadu juga sepanjang jalan Ramai depan pertokoan dan gedung sekolah.
“Memang rumit dan lucu keadaan pasar Krueng Geukueh padahal pemerintah sudah membangun pasar baik pasar Modern di lapangan bola depan kantor Camat maupun Pasar Rakyat yang begitu megah bangunannya berdampingan dengan pasar ikan namun kalangan pedagang terutama pedagang sayur dan buah buahan tidak mau menempatinya.Bahkan Pasar Modern yang eksclusif dibangun dengan dana miliaran rupiah kini sudah hancur dan tinggal tanah.
Kaitan dengan Pasar Rakyat yang tidak mau ditempati, kalangan pedagang beralasan selain lapaknya kecil yang cuma satu meter juga pembeli tidak ada yang mau masuk karena banyaknya pedagang sayur lainnya yang menjajakan sayuran dan buah buahan di kaki lima kedai atau pinggir jalan.
Kalangan perdagang saat ditanyakan mengapa tidak mau menempati pasar yang yang sudah dibangun itu mengatakan, “Kami tetap tidak mau berjualan dalam pasar tersebut kecuali diperlebar lapak juga tidak ada lagi yang berjualan di luar pasar”, ucapnya.
Baik Muspika Kecamatan Dewantara maupun Tim Perangkat Gampong Keude Krueng Geukueh dalam upaya mendata pasar Keude Krueng Geukueh agar terlihat tertib, teratur dan bersih sudah pernah dilakukan dengan menemui para pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang trotoar dan pinggiran Rel KAI namun hingga hari ini belum ada yang mau pindah dan kondisi pasar keude Krueng Geukueh masih tetap sembraut dengan tumpukan lapak pedagang dan sampah berserekan dimana mana.
Camat Dewantara, Nawafil Mahyudha saat ditanyakan mengatakan,” Ya, mungkin dalam waktu dekat ini akan ditangani langsung oleh Disperindag bersama Dinas Pasar dan Satpol PP Kabupaten Aceh Utara”,sebut Camat. Menurut Camat rasanya tidak ada alasan lagi kalangan pedagang untuk tidak mau pindah dan menempati pasar yang sudah dibangun tersebut karena semua sudah diperbaiki
Pantauan Media ini serta menjaring pendapat dari sejumlah warga terhadap kondisi kota Krueng Geukueh disebutkan, memang terlihat sangat menyedihkan mulai kawasan Simpang Empat hingga ke pusat kota dan pinggirannya begitu memprihatinkan. Hal ini terbaca terutama kalangan pembeli yang kerap mengeluh dari sembrawut dan padatnya lalu lintas hingga lokasi parkir yang juga tidak jelas.
“ Ya, memang lokasi kota Krueng Geukueh sudah terlalu sempit dan kita mohon Pj. Bupati Aceh Utara sekarang ini berkenan untuk meninjau bersama dinas terkait bagaimana solusinya apa harus dipindah ke tempat lain atau dicari lahan kosong di pinggiran kota misalnya lahan persawahan di gampong Tambon Baroh atau Uteun Gelinggang, kan luas”, sebut salah seorang pedagang lainnya yang tidak ingin disebut namanya. (UCR)
Kalangan pedagang Kaki Lima (KL) yang tergusur dari jalur jalan tersebut kucar kacir karena tidak tersedia lahan lain untuk menjajakan barang dagangannya. Mareka ada yang tetap nekat berjualan di pinggiran rel juga ada yang pindah ke lapangan bekas Pasar Terpadu juga sepanjang jalan Ramai depan pertokoan dan gedung sekolah.
“Memang rumit dan lucu keadaan pasar Krueng Geukueh padahal pemerintah sudah membangun pasar baik pasar Modern di lapangan bola depan kantor Camat maupun Pasar Rakyat yang begitu megah bangunannya berdampingan dengan pasar ikan namun kalangan pedagang terutama pedagang sayur dan buah buahan tidak mau menempatinya.Bahkan Pasar Modern yang eksclusif dibangun dengan dana miliaran rupiah kini sudah hancur dan tinggal tanah.
Kaitan dengan Pasar Rakyat yang tidak mau ditempati, kalangan pedagang beralasan selain lapaknya kecil yang cuma satu meter juga pembeli tidak ada yang mau masuk karena banyaknya pedagang sayur lainnya yang menjajakan sayuran dan buah buahan di kaki lima kedai atau pinggir jalan.
Kalangan perdagang saat ditanyakan mengapa tidak mau menempati pasar yang yang sudah dibangun itu mengatakan, “Kami tetap tidak mau berjualan dalam pasar tersebut kecuali diperlebar lapak juga tidak ada lagi yang berjualan di luar pasar”, ucapnya.
Baik Muspika Kecamatan Dewantara maupun Tim Perangkat Gampong Keude Krueng Geukueh dalam upaya mendata pasar Keude Krueng Geukueh agar terlihat tertib, teratur dan bersih sudah pernah dilakukan dengan menemui para pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang trotoar dan pinggiran Rel KAI namun hingga hari ini belum ada yang mau pindah dan kondisi pasar keude Krueng Geukueh masih tetap sembraut dengan tumpukan lapak pedagang dan sampah berserekan dimana mana.
Camat Dewantara, Nawafil Mahyudha saat ditanyakan mengatakan,” Ya, mungkin dalam waktu dekat ini akan ditangani langsung oleh Disperindag bersama Dinas Pasar dan Satpol PP Kabupaten Aceh Utara”,sebut Camat. Menurut Camat rasanya tidak ada alasan lagi kalangan pedagang untuk tidak mau pindah dan menempati pasar yang sudah dibangun tersebut karena semua sudah diperbaiki
Pantauan Media ini serta menjaring pendapat dari sejumlah warga terhadap kondisi kota Krueng Geukueh disebutkan, memang terlihat sangat menyedihkan mulai kawasan Simpang Empat hingga ke pusat kota dan pinggirannya begitu memprihatinkan. Hal ini terbaca terutama kalangan pembeli yang kerap mengeluh dari sembrawut dan padatnya lalu lintas hingga lokasi parkir yang juga tidak jelas.
“ Ya, memang lokasi kota Krueng Geukueh sudah terlalu sempit dan kita mohon Pj. Bupati Aceh Utara sekarang ini berkenan untuk meninjau bersama dinas terkait bagaimana solusinya apa harus dipindah ke tempat lain atau dicari lahan kosong di pinggiran kota misalnya lahan persawahan di gampong Tambon Baroh atau Uteun Gelinggang, kan luas”, sebut salah seorang pedagang lainnya yang tidak ingin disebut namanya. (UCR)
Via
kabar daerah
Post a Comment