Masri Jafar,SP
Banda Aceh, newsataloen.com - Tgk Haji Muhammad Ali atau lebih dikenal dengan Abu Paya Pasi merupakan salah satu ulama besar Aceh yang berdiri tegak lurus bersama Partai Aceh selama 15 tahun, sikap politik dan konsistensinya membawa pengaruh besar terhadap Partai Aceh dalam mendulang suara maupun dukungan masyarakat Aceh.
Selain dihormati oleh masyarakat Aceh sebagai sosok ulama karismatik Aceh, Abu Paya Pasi merupakan seorang pimpinan pesantren/dayah yang memiliki puluhan ribu santri aktif dan alumni yang tersebar diberbagai daerah di Aceh, konon nya selama beberapa tahun terakhir Abu Paya Pasi telah berhasil membangun ratusan cabang dayah bahkan sampai ke pelosok desa pedalaman.
Mundurnya Abu Ali Paya Pasi sebagai Penasehat DPA Partai Aceh, Tuha Peut Wali Nanggroe dan Ketua Umum MUNA seperti yang diberitakan, tentu sangat mengejutkan semua pihak, apalagi pilkada 2024 tinggal menghitung hari.
Undur diri Abu Paya Pasi, sebagai bentuk akumulasi kekecewaan, sedih, merasa tidak dihargai, malu dan diabaikan terhadap aspirasinya dan ribuan ulama, cendikiawan yang merekomendasikan Tgk. Haji Muhammad Yusuf atau yang lebih dikenal Tu Sob sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh mendampingi Muallem sebagai Calon Gubernur Aceh yang diusung oleh Partai Aceh serta beberapa partai politik nasional lainnya seperti Gerindra, PKS, Demokrat, PSI dan PDIP.
Bersamaan dengan keluarnya rekomendasi ribuan ulama dan cendikiawan pada hari yang bersamaan diumumkan keputusan DPA Partai Aceh yang menetapkan Fadlullah Ketua DPD Gerindra Aceh sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh yang akan mendampingi Muallem periode 2024-2029.
Selain merekomendasikan Tu Sob sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh yang bisa mewakili elemen ulama, secara pribadi Abu Ali Paya Pasi menyodorkan nama Haji Sulaiman Tole sebagai Calon Bupati Aceh Timur yang berpasangan dengan Abdul Hamid alias Apong sebagai Calon Wakil Bupati Aceh Timur pada Pilkada 2024.
Menurut informasi dari orang dekat Abu Paya Pasi, usaha Abu Ali Paya Pasi pernah beberapa kali menjumpai Muallem di Banda Aceh maupun di Malaysia, untuk melobi Muallem dan meyakinkan Muallem untuk Calon Bupati Aceh Timur, sosok Tole yang dianggap layak dan tepat untuk diusung sebagai Calon Bupati dari Partai Aceh.
Dari hasil pertemuan dengan Muallem, Abu Ali Paya Pasi begitu optimis Muallem akan mempertimbangkan secara matang aspirasi kalangan ulama dan masyarakat Aceh Timur. Alhasil, DPA Partai Aceh menunjuk Iskandar Usman Al-Farlaky berpasangan dengan Teuku Zainal Abidin (Ketua DPC Gerindra Aceh Timur) yang di usung oleh Partai Aceh.
Merasa aspirasinya dan ulama tidak digubris, serta keberadaanya sebagai penasehat di DPA Partai Aceh tidak dibutuhkan lagi, sehingga memilih untuk mundur.
Penulis meyakini, Mualem sendiri tidak menduga bahwa Abu Ali Paya Pasi akan mengambil sikap tegas menyatakan mengundurkan diri bukan hanya sebagai penasehat di DPA Partai Aceh, tapi sekaligus mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) underbow Partai Aceh serta sebagai anggota Tuha Peut Wali Nanggroe.
Mengundurkan diri Abu Ali Paya Pasi pada hari Sabtu (17/08) tentu berdampak besar terhadap elektabilitas Partai Aceh maupun terhadap Muallem sendiri. Dukungan ulama terhadap pencalonan Muzakir Manaf sebagai Calon Gubernur Aceh berpotensi hilang serta suara pendukung Mualem akan anjlok.
Secara kultural, ulama merupakan panutan masyarakat Aceh, kondisi ini membawa konsekuensi logis terhadap konstituen, apalagi rekomendasi ribuan ulama yang diabaikan akan menjadi isu yang dimainkan rivalnya dalam masa kampanye. (Masri Jafar SP (Pemerhati Pembangunan dan Sosial Politik)
Post a Comment