pendidikan
Makassar, newsataloen.com -- Belum selesai masalah siswa siluman yang dipersoalkan masuk melalui dalih pemenuhan kuota. Kini, Pendidikan di Sulsel kembali kedapatan memasukkan siswa di luar jalur PPDB dan pemenuhan kuota.
Hal ini terungkap setelah Wakil Koordinator Divisi Pengaduan Masyarakat dan Kebijakan Publik LSM PERAK Indonesia, Sadikul Fajrin Dg Pabe' menyampaikan langsung hasil investigasi dan pemantauannya di SMA Negeri 17 Makassar yang beralamat di Jl. Sunu.
"Teridentifikasi ada beberapa orang masuk lewat jalur Kepsek bukan dari sistem PPDB ataupun pemenuhan kuota," ungkapnya, Kamis (25/7/24).
Lanjut Dg Pabe', menurut pengakuan Kepala Sekolah, mereka masuk menggantikan yang tinggal kelas. Namun, setelah dikroscek dan mencari tahu informasi di sekolah tersebut. Terungkap jika tidak ada yang namanya tinggal kelas karena ini kurikulum merdeka kemungkinan siswa yang tidak aktif.
"Jadi kuat dugaan ini inisiatif Kepsek dan kewenangan yang diambil perlu dipertanyakan dasarnya, termasuk adanya dugaan calon berbayar," jelasnya.
Pihaknya meminta Kadis Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan pihak inspektorat turun langsung mengkroscek kebenarannya.
"Kami minta Kepseknya dicopot karena ini sangat menciderai pendidikan," tegasnya.
Kepala SMAN 17 Makassar, Abu Hanafi, S.Pd, MM yang dikonfirmasi belum memberikan jawaban. (*)
Pakai Jalur Langit, Kepala SMAN 17 Makassar Masukkan Siswa Siluman Lagi
Makassar, newsataloen.com -- Belum selesai masalah siswa siluman yang dipersoalkan masuk melalui dalih pemenuhan kuota. Kini, Pendidikan di Sulsel kembali kedapatan memasukkan siswa di luar jalur PPDB dan pemenuhan kuota.
Hal ini terungkap setelah Wakil Koordinator Divisi Pengaduan Masyarakat dan Kebijakan Publik LSM PERAK Indonesia, Sadikul Fajrin Dg Pabe' menyampaikan langsung hasil investigasi dan pemantauannya di SMA Negeri 17 Makassar yang beralamat di Jl. Sunu.
"Teridentifikasi ada beberapa orang masuk lewat jalur Kepsek bukan dari sistem PPDB ataupun pemenuhan kuota," ungkapnya, Kamis (25/7/24).
Lanjut Dg Pabe', menurut pengakuan Kepala Sekolah, mereka masuk menggantikan yang tinggal kelas. Namun, setelah dikroscek dan mencari tahu informasi di sekolah tersebut. Terungkap jika tidak ada yang namanya tinggal kelas karena ini kurikulum merdeka kemungkinan siswa yang tidak aktif.
"Jadi kuat dugaan ini inisiatif Kepsek dan kewenangan yang diambil perlu dipertanyakan dasarnya, termasuk adanya dugaan calon berbayar," jelasnya.
Pihaknya meminta Kadis Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan pihak inspektorat turun langsung mengkroscek kebenarannya.
"Kami minta Kepseknya dicopot karena ini sangat menciderai pendidikan," tegasnya.
Kepala SMAN 17 Makassar, Abu Hanafi, S.Pd, MM yang dikonfirmasi belum memberikan jawaban. (*)
Via
pendidikan
Post a Comment