ekonomi
Medan, newsataloen.com -ibukota Provinsi Sumatera Utara sudah cukup terkenal dengan destinasi wisata Danau Toba dan sejumlah objek wisata lainnya di berbagai lokasi.
Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia ini, Medan juga dikenal dengan kemajuan sektor perdagangan, industri, perkebunan, perikanan dan pertanian telah mendorong kinerja ekspor daerah ini ke sejumlah negara tujuan ekspor.
Tak heran, meski pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada umumnya kini masih rendah. Data BPS Sumut hanya baru 4,88 persen triwulan I/2024 (year on year/yoy), namun bisnis roastery, kedai kopi dan kuliner di provinsi ini kian marak telah mewarnai wisata kota Medan sekitarnya.
Lihat saja walaupun daya beli masyarakat masih rendah tapi di berbagai sudut kota tumbuh kedai kopi atau coffee shop dan rumah makan atau kuliner dengan aneka masakan khas masing-masing daerah.
Bahkan dewasa ini tampak di berbagai lokasi rumah tempat tinggal disulap menjadi rumah makan maupun kedai kopi. Apalagi dilengkapi televisi dan wifi. Di era teknologi digital ini kedai kopi ukuran lebar sangat disenangi konsumen karena bisa duduk santai berlama lama habiskan waktu senggang.
Tak hanya itu, kini pertumbuhan kedai kopi Aceh telah meramaikan kota Medan. Pasca Covid-19 kedai kopi dan kuliner menjadi sebuah bisnis menjanjikan. Ada yang baru memulai terjun ke bisnis kuliner maupun kedai kopi. Apalagi Mie Aceh kini sudah mengembangkan sayapnya hingga ke tanah semenanjung, Malaysia.
Tren perkembangan kedai kopi Aceh berukuran lebar-mewarnai Kota Medan sekitarmya.Bahkan untuk kebutuhan bahan baku seperti bubuk kopi berkualitas tinggi juga tersedia di Kota Medan. Seperti halnya Klasik Coffee & Roastery di Medan.
Pimpinan Klasik Coffee & Roastery, Jalan Ringroad Nomor 78 Medan, Ridwan Yusuf,S.Sos yang dihubungi media ini tadi siang mengatakan pihaknya menyediakan bubuk kopi asli (original) pulau Sumatera. Artinya kopinya dijamin memenuhi selera dan kebutuhan bagi masyarakat sehari-sehari.
"Klasik Coffee & Roastery menyediakan bubuk kopi asli pulau Sumatera. Kopinya dijamin memenuhi selera dan kebutuhan bagi masyarakat. Soalnya kita memproduksi bubuk kopi yang berkualitas original untuk keperluan coffee shop, restauran, hotel, warkop maupun rumah tangga," kata Bang Wan panggilan akrab Ridwan Yusuf.
Tak hanya itu lanjut Bang Wan, Klasik Coffee & Roastery menyediakan kopi Arabika Gayo, Kopi Arabika Sidikalang, Kopi Arabika Lintong, Mandailing dan lainya untuk kebutuhan Kopi Espreso, Kopi Saring dan Kopi Tubruk.
"Klasik Coffee & Roastery juga melayani permintaan bubuk kopi yang sudah melegenda di Aceh seperti halnya kopi " Ulee Kareng Klasik " yang bisa disedu untuk kopi hitam dan kopi sanger. Sambil kita mencicipi kopinya langsung bisa melihat proses sangrainya," jelas Bang Wan seraya menyebutkan harga promo khusus untuk pelanggan café maupun kedai kopi lainnya
Bang Wan mengakui cuma sekarang banyak kendala, mengenai penjualan bubuk kopi atau Roastery. Soalnya tidak stabilnya harga biji kopi atau kopi mentah.Harganya terlalu tinggi,
Sehingga berpengaruh terhadap penjualan bubuk kopi.Apakah itu bubuk kopi espresso maupun bubuk kopi saring.
"Tapi Alhamdulillah, selama banyaknya di buka warkop atau kedai kopi, penjualan bubuk kopi untuk kebutuhan warung kopi meningkat. Sebagai contoh bubuk kopi Ulee Kareng, kami juga menyediakan bubuk Robusta Ulee Kareng," papar Bang Wan.
Menyinggung tentang animo kaum muda Aceh membuka kedai kopi Aceh di Medan maupun di kota lainnya menurut Bang Wan tak berlebihan bisnis di kedai kopi Aceh sudah tak asing lagi di berbagai lokasi strategis.
Bang Wan melukiskan akan halnya kopi Aceh semua kita tahu memiliki sejarah panjang. Seperti kopi Gayo Aceh Tengah jenis kopi Arabica ini sudah terkenal di dunia internasional. Kopi yang diproduksi di dataran tinggi Gayo ini bercita rasa tinggi.
Kopi Gayo memang tak asing lagi. Paling tidak kopi Gayo sudah memperoleh sertifikat seperti Fair Trade Certified dari Organisasi International Fair Trade pada 27 Mei 2010, sertifikat indikasi geografis dari Kemenkumham RI. Bahkan mampu menyabet peringkat tertinggi.
Menurut Indonesiabaik.id, papar Bang Wan Indonesa tercatat sebagai negara penghasil kopi ke-4 terbesar di dunia. Indonesia memiliki beragam jenis varietas kopi yang populer di dunia. Salah satunya ialah kopi luwak terkenal karena proses panennya yang rumit sehingga membuat harganya mahal.
Paling tidak tujuh jenis Kopi Nusantara dan karakteristiknya. Seperti Kopi Toraja. Dua jenis kopi yakni Arabika da Robusta. Kopi Lampung, Kopi Jawa, Kopi Bali Kintamani, Kopi Flores Bajawa dan Kopi Papua Wamena.
Bahkan ada Kopi Sidikalang, Sumatera Utara.Dulu dikenal berasal dari jenis kopi Robusta.Robusta Sidikalang memiliki karakteristik unik dan cita rasa kuat sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar kopi Robusta.
Lantas kembali ke kedai kopi Aceh. orang-muda Aceh bagaikan menyelam di air terjun ke binis kopi dengan membuka kedai kopi di Kota Medan dan sekitarnya boleh dibilang sebuah gaya bisnis tersendiri bagi kaum muda Aceh seirama perkembangan masa sekarang.
Bang Wan menambahkan tempo doeloe hubungan perdagangan antara saudagar Aceh dengan Medan Sumatera Utara sudah tercatat dalam sejarah. Hubungan dagang ini terus berlanjut hingga sekarang terkesan diteruskan oleh kaum muda.
"Mereka mencoba merintis jalan membuka aneka jenis usaha di luar daerah. Termasuk di kota Medan dan kota lainnya. Mereka berdagang barang kebutuhan (grosir) dan lainnya.Belakangan ini berkembangnya kedai kopi termasuk kedai kopi Aceh," tutur Bang Wan.(tiar)
Klasik Coffee & Roastery Warnai Wisata Kota Medan
Medan, newsataloen.com -ibukota Provinsi Sumatera Utara sudah cukup terkenal dengan destinasi wisata Danau Toba dan sejumlah objek wisata lainnya di berbagai lokasi.
Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia ini, Medan juga dikenal dengan kemajuan sektor perdagangan, industri, perkebunan, perikanan dan pertanian telah mendorong kinerja ekspor daerah ini ke sejumlah negara tujuan ekspor.
Tak heran, meski pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada umumnya kini masih rendah. Data BPS Sumut hanya baru 4,88 persen triwulan I/2024 (year on year/yoy), namun bisnis roastery, kedai kopi dan kuliner di provinsi ini kian marak telah mewarnai wisata kota Medan sekitarnya.
Lihat saja walaupun daya beli masyarakat masih rendah tapi di berbagai sudut kota tumbuh kedai kopi atau coffee shop dan rumah makan atau kuliner dengan aneka masakan khas masing-masing daerah.
Bahkan dewasa ini tampak di berbagai lokasi rumah tempat tinggal disulap menjadi rumah makan maupun kedai kopi. Apalagi dilengkapi televisi dan wifi. Di era teknologi digital ini kedai kopi ukuran lebar sangat disenangi konsumen karena bisa duduk santai berlama lama habiskan waktu senggang.
Tak hanya itu, kini pertumbuhan kedai kopi Aceh telah meramaikan kota Medan. Pasca Covid-19 kedai kopi dan kuliner menjadi sebuah bisnis menjanjikan. Ada yang baru memulai terjun ke bisnis kuliner maupun kedai kopi. Apalagi Mie Aceh kini sudah mengembangkan sayapnya hingga ke tanah semenanjung, Malaysia.
Tren perkembangan kedai kopi Aceh berukuran lebar-mewarnai Kota Medan sekitarmya.Bahkan untuk kebutuhan bahan baku seperti bubuk kopi berkualitas tinggi juga tersedia di Kota Medan. Seperti halnya Klasik Coffee & Roastery di Medan.
Pimpinan Klasik Coffee & Roastery, Jalan Ringroad Nomor 78 Medan, Ridwan Yusuf,S.Sos yang dihubungi media ini tadi siang mengatakan pihaknya menyediakan bubuk kopi asli (original) pulau Sumatera. Artinya kopinya dijamin memenuhi selera dan kebutuhan bagi masyarakat sehari-sehari.
"Klasik Coffee & Roastery menyediakan bubuk kopi asli pulau Sumatera. Kopinya dijamin memenuhi selera dan kebutuhan bagi masyarakat. Soalnya kita memproduksi bubuk kopi yang berkualitas original untuk keperluan coffee shop, restauran, hotel, warkop maupun rumah tangga," kata Bang Wan panggilan akrab Ridwan Yusuf.
Tak hanya itu lanjut Bang Wan, Klasik Coffee & Roastery menyediakan kopi Arabika Gayo, Kopi Arabika Sidikalang, Kopi Arabika Lintong, Mandailing dan lainya untuk kebutuhan Kopi Espreso, Kopi Saring dan Kopi Tubruk.
"Klasik Coffee & Roastery juga melayani permintaan bubuk kopi yang sudah melegenda di Aceh seperti halnya kopi " Ulee Kareng Klasik " yang bisa disedu untuk kopi hitam dan kopi sanger. Sambil kita mencicipi kopinya langsung bisa melihat proses sangrainya," jelas Bang Wan seraya menyebutkan harga promo khusus untuk pelanggan café maupun kedai kopi lainnya
Bang Wan mengakui cuma sekarang banyak kendala, mengenai penjualan bubuk kopi atau Roastery. Soalnya tidak stabilnya harga biji kopi atau kopi mentah.Harganya terlalu tinggi,
Sehingga berpengaruh terhadap penjualan bubuk kopi.Apakah itu bubuk kopi espresso maupun bubuk kopi saring.
"Tapi Alhamdulillah, selama banyaknya di buka warkop atau kedai kopi, penjualan bubuk kopi untuk kebutuhan warung kopi meningkat. Sebagai contoh bubuk kopi Ulee Kareng, kami juga menyediakan bubuk Robusta Ulee Kareng," papar Bang Wan.
Menyinggung tentang animo kaum muda Aceh membuka kedai kopi Aceh di Medan maupun di kota lainnya menurut Bang Wan tak berlebihan bisnis di kedai kopi Aceh sudah tak asing lagi di berbagai lokasi strategis.
Bang Wan melukiskan akan halnya kopi Aceh semua kita tahu memiliki sejarah panjang. Seperti kopi Gayo Aceh Tengah jenis kopi Arabica ini sudah terkenal di dunia internasional. Kopi yang diproduksi di dataran tinggi Gayo ini bercita rasa tinggi.
Kopi Gayo memang tak asing lagi. Paling tidak kopi Gayo sudah memperoleh sertifikat seperti Fair Trade Certified dari Organisasi International Fair Trade pada 27 Mei 2010, sertifikat indikasi geografis dari Kemenkumham RI. Bahkan mampu menyabet peringkat tertinggi.
Menurut Indonesiabaik.id, papar Bang Wan Indonesa tercatat sebagai negara penghasil kopi ke-4 terbesar di dunia. Indonesia memiliki beragam jenis varietas kopi yang populer di dunia. Salah satunya ialah kopi luwak terkenal karena proses panennya yang rumit sehingga membuat harganya mahal.
Paling tidak tujuh jenis Kopi Nusantara dan karakteristiknya. Seperti Kopi Toraja. Dua jenis kopi yakni Arabika da Robusta. Kopi Lampung, Kopi Jawa, Kopi Bali Kintamani, Kopi Flores Bajawa dan Kopi Papua Wamena.
Bahkan ada Kopi Sidikalang, Sumatera Utara.Dulu dikenal berasal dari jenis kopi Robusta.Robusta Sidikalang memiliki karakteristik unik dan cita rasa kuat sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar kopi Robusta.
Lantas kembali ke kedai kopi Aceh. orang-muda Aceh bagaikan menyelam di air terjun ke binis kopi dengan membuka kedai kopi di Kota Medan dan sekitarnya boleh dibilang sebuah gaya bisnis tersendiri bagi kaum muda Aceh seirama perkembangan masa sekarang.
Bang Wan menambahkan tempo doeloe hubungan perdagangan antara saudagar Aceh dengan Medan Sumatera Utara sudah tercatat dalam sejarah. Hubungan dagang ini terus berlanjut hingga sekarang terkesan diteruskan oleh kaum muda.
"Mereka mencoba merintis jalan membuka aneka jenis usaha di luar daerah. Termasuk di kota Medan dan kota lainnya. Mereka berdagang barang kebutuhan (grosir) dan lainnya.Belakangan ini berkembangnya kedai kopi termasuk kedai kopi Aceh," tutur Bang Wan.(tiar)
Via
ekonomi
Post a Comment