kesehatan
Merokok Antara Larangan dan Pengisap
"Ayo, mari berhenti merokok karena merokok lebih besar mudharat bahkan rokok menjadi pembunuh nomor satu.didunia", demikian kalimat yang terbaca terhadap himbauan tidak merokok. Karena dianggap pembunuh maka peringatan tidak merokok gencar dilakukan dimana mana.
Memang bagi pecandu merokok adalah obat mujarab untuk membunuh kesepian dan menambah daya fikir sebaliknya bagi pemerintah sangat bermanfaat sebagai sumber pemasukan divisa yang sangat besar. Di beberapa negara maju survei membuktikan jumlah korban "perokok primer dan sekunder" setiap tahun meningkat.
Akibatnya biaya pengobatan dan rehabilitasi juga meningkat. Alhasil pajak yang dikutip dari perokok diambil kembali untuk mengobati mareka. Bahkan para pengusaha pabrik rokok diminta bertanggung jawab terhadap korban perokok.
Terhadap kondisi ini, para pembayar pajak rokok di negara negara tersebut merasa ketiban getah dari ulah perokok. "Mengapa orang lain yang merokok kami yang tanggung biaya pengobatan", keluhnya.
Berbeda dengan di Indonesia, sebagai rasa tanggung jawab para pengusaha pabrik rokok, mareka cukup dengan menulis pada setiap bungkus rokok, "Peringatan Pemerintah", merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. Dengan peringatan ini mareka sudah terbebas dari tanggung jawab karena sudah diingatkan, bahaya merokok
Membaca slogan tersebut, Pemerintah jelas malu-malu kucing untuk mengakui bahwa merokok akan membawa mudarat lebih besar daripada manfaat. Terdapat beberapa tingkatan terhadap kecanduan rokok. Tingkat yang mengaku merokok cuma perbuatan iseng saja, entah benar atau tidak.Tingkat berikutnya adalah merokok sebagai kebutuhan dan akan merasa pusing bila tidak merokok.
Tingkat stadium tinggi adalah perokok yang harus menghisap rokok terusan dan stadium inilah yang paling berbahayaPada stadium ini, perokok rata-rata sudah sangat sukar untuk meninggalkan kebiasaan buruk ini. Namun ada pula perokok yang mengakui bisa dan mampu berhenti merokok serta merta tanpa stress.
"Saya adalah mantan perokok berat. Saya mengenal rokok sejak masih SMP hingga kuliah. Dan saya pernah mengalami stadium berat dalam merokok yang membuat saya sangat tersiksa lahir batin karena menghabiskan rokok rata-rata 4-5 bungkus dalam satu hari", cerita Rendi, 30 tahun, warga Krueng Geukueh yang sekarang sudah berhenti total merokok. (Jumat 30/12)Dalam hubungan ini, Rendi ingin berbagi rasa dengan sesama, terhadap pengalaman berhenti merokok.
Menurut Rendi, metode yang akhirnya menyelamatkan dirinya dari candu rokok sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya sama sekali. Bahkan secara ekonomis sangat membantu karena uangnya tidak terkuras untuk membeli rokok.Yang penting diingat, pesannya, untuk modal awal adalah niat untuk melepaskan diri dari cengkraman rokok.
Langkah selanjutnya adalah:menyiapkan mental dan bertekad untuk behenti merokok. Langkah pertama, hentikan minum kopi, ganti dengan teh manis atau permen. Dan yang paling baik adalah minum air putih setiap bangun pagi.Lalu atur jadwal, misalnya tanggal 01 s/d 07 merokok pada pukul 10 pagi, tanggal 08 s/d 14 merokok pada/setelah pukul 12 (makan siang)Lalu tanggal 15 s/d 21 merokok pada/setelah pukul 15 sore,tanggal 22 s/d 28 merokok pada/setelah pukul 17 sore dan tanggal 29 s/d 03 merokok pada/setelah pukul 20 (makan malam)Setelah jadwal tersebut rutin dilaksanakan, Rendi meminta untuk mencoba merokok diluar jadwal tersebut.
"Akan terasakan terganggu oleh asap rokok hingga membuat kita benci kepada rokok", paparnya.
Bila metode ini sudah dapat dijalankan, jangan senang dulu. "Ancaman yang paling besar datangnya dari kerabat atau teman-teman perokok lainnya dan biasanya akan menawarkan rokok kepada kita, jangan sentuh", pintanya.
Rendi melanjutkan, bila masa transisi satu minggu sudah dapat terlalui, maka dengan selamat bisa bergabung sebagai aggotaan Non Smoker Society yang bermotto : Tidak merokok, tidur lebih nyenyak, bekerja lebih semangat, dan hidup lebih sehat.Selamat mencoba !. (Uman Cut Raja).
Via
kesehatan
Post a Comment