Aceh Utara, newsataloen.com - Hanya dengan memanfaatkan halaman pekarangan belakang rumah, salah seorang warga Gampong Uteun Gelinggang Kecamatan Dewantara Aceh Utara kini punya penghasilan tambahan. Dia adalah Darwis, petani rumahan yang produktif.
Satu petak lahan di belakang tempat tinggalnya tersebut disulap jadi kebun mini. Ditanaminya berbagai jenis sayuran yang mendatangkan keuntungan bernilai ekonomi.
Darwis memanfaatkan tanaman sawi, kangkung dan bayam yang usia panennya cukup cepat. Dirinya telah membuktikannya, jutaan rupiah dari hasil panen tiap minggunya berhasil didapat. "Alhamdulillah, kita sangat bersyukur dengan hasil yang didapat," ujarnya.
Dijelaskan, menanam sayur ini dilakoninya di sela-sela waktu senggang belum lama ini. Selain bisa menyalurkan hobi berkebun, menggeluti budidaya sawi, kangkung dan bayam organik ini, keuntungannya cukup menggiurkan.
"Memang lahan belakang rumah kita ada yang kosong, jadi harus dimanfaatkan dengan baik. Caranya ya dengan menanam sayur-sayuran ini," terangnya.
Hanya butuh waktu sekitar 15 hari bagi Darwis untuk panen sawi, kangkung dan bayam. Setiap kali panen, Darwis bisa mendapatkan masing-masing ratusan ikat. "Bisa ratusan ikat sekali panen, kalau diuangkan ya sekitar Rp300 ribu lebihlah sekali panennya," ungkapnya.
Jika per minggu, dapat hasil panen 150 ikat kangkung dan bayam. Maka dengan harga jual Rp2.000 per ikatnya, Darwis sudah bisa mengantongi Rp300 ribu per minggunya. Ini hanya berasal dari kebun kecil belakang rumah.
Kemudian, untuk mendapatkan hasil panen yang berlimpah, Darwis memanfaatkan pupuk kompos atau kotoran sapi sebagai pupuk pada sayur-sayuran yang ditanam di pekarangan rumahnya. Semua ditanam dengan cara organik, tanpa pupuk dan obat kimia.
Sedangkan untuk pemasarannya, Darwis saat ini masih sebatas di daerah tempat tinggalnya saja yakni Gampong Uteun Gelinggang. Tetapi terkadang ada desa tetangga pula, yakni Bangka Jaya.
’Terkadang kan untuk penjualannya kita posting lewat WA. Kalau sudah ada pemesanan baru petik sayurannya, lalu diantar pada saat masih segar," ungkap Darwis.
Dijelaskannya, untuk mendapatkan bibit sawi, kangkung dan bayam, dirinya membeli lewat pemesanan atau dating langsung ketempatnya. Malikin juga sangat bersyukur, ternyata tekstur tanah di pekarangan rumahnya sangat cocok untuk menanam sayuran.
"Tidak terlalu sulit untuk membudi dayakan sayuran ini, yang penting pupuk dasarnya harus pupuk organik, sehingga unsur tanah cukup yang dibutuhkan tanaman," sebunya.
Sebagai pemula, Darwis mengaku, usahanya ini murni menggunakan dana pribadi. Kendati demikian, dirinya tetap bersyukur dengan hasil yang didapat sekarang ini. "Beguyur, secara petani rumahan," tukasnya.
Darwis menambahkan, dirinya dan sang istri juga sangat aktif di media sosial untuk menjual sayuran yang sedang dibudi dayakannya. Akan tetapi diakuinya, dirinya mempunyai tujuan lain dari postingan tersebut. Yakni, ingin menginspirasi masyarakat lain.
‘’Tujuan kami posting di WA itu supaya ada yang terinspirasi untuk memanfaatkan pekarangan rumah yang bernilai ekonomis bagi keluarga, sehingga akan ramah lingkungan," paparnya.
Setelah memposting sayuran-sayuran ini, Darwis mengaku, dirinya sering kebanjiran orderan setiap kali panen. Bahkan terkadang banyak pemesan yang harus bersabar, karena tidak kebagian.
"Untuk saat ini saya hanya melayani yang di desa saja. Terkadang banyak juga yang tidak kebagian. Ya sangat bersyukur sekali," pungkasnya.
Apalagi berkebun di musim hujan merupakan salah satu aktivitas yang bisa dilakukan oleh siapa saja, apalagi jika menanam sayuran. Di musim hujan kesediaan air melimpah dan sangat cocok untuk tanaman sayur sehingga dapat tumbuh subur dan hijau karena mengandung nitrogen bebas, sehingga waktu panen lebih singkat.
Selain itu, dengan berkebun sayur kita dapat mengisi waktu senggang di Rumah, bahkan bisa menjadi penghilang stres.
Penulis: Usman Cut Raja
Post a Comment