Seribuan Santri Aceh, Hadiri Haul ke-19 Abu Bireuen di Darul Khairat



Bireuen, newsataloen.com -Dayah Darul Khairat Bireuen  yang berlokasi di Jalan Pemuda Gampong ( Desa) Geulanggang Teungoh Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Aceh ,Ahad 26 Mei 2024 dihadiri puluhan ulama kharismatik dan ribuan santri untuk mengikuti acara Haul ke 19 Tgk Muhammad  Kasem bin TB yang akrab disapa Abu Bireuen. 

Ketua Panitia yang juga   Pengurus wilayah Alqaasimyyah   Tgk. Purnawan  Isnur dalam laporannya menyebut acara diawali dengan Samadiah do'a bersama yang dipimpin DR Abiya Murthada Peusangan . 

Disebutkan, prosesi kegiatan Haul Yang Ke-19 Al Mukarram Abu Bireuen dilaksanakan pada 9.30 WIB dan dilanjutkan pada  10.15 WIB ceramah tentang Manaqib Abu Bireuen disampaikan oleh ulama kharismatik Aceh Waled NU panggilan sapaan Tgk. H Nuruzzahri bin Yahya Pimpinan Dayah Ummul Aiman Kota Santri Samalanga , Kabupaten Bireuen.

Sementara Pimpinan Dayah Darul Khairat Tgk. Zulfikkri dalam sambutannya selain memaparkan terkait Dayah Darul Khairat juga berterima kasih kepada para ulama dan santri serta masyarakat yang telah hadir. 

Prosesi acara Manaqib Abu Bireuen Waled Nu menyampaikan bahwa beliau  lahir  di Lama Inong salah satu desa di Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Abdia. .

 Namun karena kiprahnya yang luas di Bireuen, masyarakat lebih mengenal beliau dengan  sebutan Abu Bireuen  atau Abu di Bireuen dan Guru senior di Dayah Mudi Mesra di Kota Santri Samalanga Bireuen. 

Mengawali pendidikannya, Abu Muhammad Kasem  bin Teuku Basyah  ( M Kasem TB) belajar langsung di desanya Lama Inong kepada orang tuanya yang juga seorang Teungku dan memahami agama.

Setelah memiliki dasar keilmuan agama, Abu Kasem TB kemudian merantau ke Aceh Selatan tepatnya di Dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan yang dipimpin Abuya Syekh Haji Muda Waly.

Sejak belajar di Dayah Darussalam Labuhan Haji, telah nampak bakat kepintaran Abu Muhammad Kasem TB. 

Ditandai dengan jenjang kelas yang beliau lewati tidak seperti umumnya santri-santri lain. Abu Kasem TB disebutkan ‘loncat kelas’ dari kelas tiga langsung dinaikkan oleh gurunya ke kelas lima tanpa harus duduk di kelas empat.

Setelah beberapa tahun belajar di Dayah Darussalam Labuhan Haji, sekitar 6 tahun, beliau kemudian diminta gurunya di Dayah Darussalam Labuhan Haji le Abon  Abu Abdul Aziz Samalanga untuk mem bantu mengajar di Dayah MUDI Mesra Samalanga.

Selama di Dayah MUDI Mesra  Abu Muhammad Kasem TB berperan sebagai guru senior yang berada langsung di bawah Abon Samalanga sehingga hampir semua lulusan Mudi Mesra Samalanga periode awal yang kini banyak menjadi ulama kharismatik Aceh adalah murid dari Abu Muhammad Kasem TB.

Adapun di antara para ulama yang pernah belajar kepada Abu Muhammad Kasem TB adalah, Abu Usman Kuta Krueng, Abon Darussalamah, Abu Mukhtar Wahab, Abu Daud Lhok Nibong, Abu Panton, Abu Teunom Teungku Muhammad Basyah, Abon Hasbi Kota Fajar, Abu Ishak Langkawe dan para ulama lainnya yang kemudian menjadi tokoh agama dan pengawal agama di wilayahnya masing-masing.

Setelah beberapa tahun menjadi guru di Dayah MUDI Mesra Samalanga, pada  1968 beliau menikah dan kemudian pindah dari Mudi dan menetap di tempat isterinya di Meureudu.Dan pada tahun 1982, Abu Kasem TB pernah mencalonkan diri sebagai salah satu anggota dewan perwakilan rakyat melalui PPP dan beliau terpilih.

Genap lima tahun Abu Kasim TB menjadi wakil rakyat, pada akhir masa jabatannya sekitar 1987, beliau diminta muridnya Abu Teunom Teungku Muhammad Basyah untuk melanjutkan kepemimpinan Dayah Darul Istiqamah Bireuen setelah musibah yang menimpa Abu Teunom sepulang menyampaikan persentasi makalah di Banda Aceh pada acara Inshafuddin.

Maka permintaan Abu Teunom Teungku Muhammad Basyah yang juga pernah menjadi muridnya itu dipenuhi oleh Abu Kasem TB.Lebih kurang 18 tahun berikutnya Abu Muhammad Kasem TB mendidik murid-murid dan menanamkan petuah-petuah dan nasehat yang berharga kepada murid-muridnya.

 Selain itu beliau juga berinteraksi dengan masyarakat luas terutama di Bireuen. sehingga beliau kemudian dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Abu Bireuen.Walaupun beliau berasal dari Aceh Barat Daya, namun karena kiprah keulamaan Abu Muhammad Kasem TB bersinar di tempat perantauan, sehingga tecium harumnya hingga ke kota kelahirannya Aceh Barat Daya.

Dilihat dari kiprah Abu Muhammad Kasem TB dan pengabdiannya, beliau dapat digolongkan sebagai ulama yang memiliki kapasitas keilmuan yang menguasai berbagai cabang keilmuan Islam serta memiliki analisa yang tajam dan mendalam.

Maka tidak mengherankan apabila ulama besar Abu Panton Pimpinan Dayah Malikul Saleh Panton Labu yang pernah menjadi muridnya, sangat menghormati Abu Kasem TB. Setelah pengabdian yang besar untuk masyarakatnya, wafatlah Abu Muhammad Kasem TB di tahun 2005. Rahimahullahu Rahmatan Wasi’atan. Alfaatihah. ( )

Post a Comment

Previous Post Next Post