Opini: Memaknai "Pembebasan Islam

 




Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.


Jogjakarta, newsataloen.com - Adalah suatu narasi besar dari perjuangan Rasul yang disebut "Fathul Makkah" atau pembebasan Mekkah. Perjuangan besar dalam sejarah awal Islam yang dibawa Nabi, dijadikan "role model" perjuangan umat Islam saat ini atau masa depan.

Pembebasan merupakan semangat untuk manusia meraih kesejaitiannya sebagai manusia, mampu memilih, mengambil keputusan dan bertindak sebagaimana keputasannya sebagai manusia merdeka.

Jika dalam sejarah pembebasan Mekkah dikabarkan dari suatu kekuasaan tertentu, namun perlu diingat perjuangan terbesar justru dari dalam diri yaitu melawan hawa nafsu, bukan menjadi perdebatan lagi bahwa nafsu akan dunia, serta ketamakan atasnya juga kebodohan menjadi bagian dari persoalan.

Kafir dan Beriman

Secara spesifik, kekuasaan tersebut dikatan bahwa adanya kekuasaan lain selain atas nama Allah. Kekuasaan mutlak dinisbahkan kepada selainNya sebagai suatu kebatilan merupakan bentuk pengungkungan kebebasan manusia, termasuk dalam memaknai kehidupan, menjalankannya terlebih dalam (ritual) ibadah.

Pembebasan Islam adalah usaha yang bersifat sistematis, mendasar dan menyeluruh (holistik). Sistematis sebagai langkah yang terukur sedemikian rupa sistem yang utuh terdiri dari berbagai elemen utama juga pendukung berupa para pemimpin dan yang dipimpin, mendasar artinya sangat mengakar baik secara sejarah maupun pemikiran, juga menyeluruh yang berarti sampai kepada puncaknya berupa keadilan yang sesungguhnya dengan mengesakan Tuhan secara sesungguhnya.

Mengesakan tidak sekedar pada satu sisi atau bagian yang dikehendaki sesuai keinginan saja, namun secara menyeluruh sesuai dengan keinginan Allah sebagai pemilik segalaNya. Hal ini membawa konsekuensi untuk menyangsikan atau adanya penyangsian kebenaran dari selainNya sebagaimana yang dikehendakiNya jua.

Hal ini tercantum dalam firman Allah Ta'ala pada al-Qur'an Surat al-Baqarah 257 berikut artinya: "Allah Pelindung orang-orang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thagut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

Maka sudah barang tentu politik bukan semata langkah satu-satunya untuk sebuah pembebasan manusia. Pembebasan manusia secara individu sebagai manusia adalah penting untuk membangun peradaban yang secara kolektif atau mungkin menyeluruh, "Wallahu a'lam!"


Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera


Post a Comment

Previous Post Next Post