Dr. Iswadi, M.Pd.
Ini yang secara lugas dan tegas menolak gagasan pemindahan dari Jakarta ke Nusantara,dan Ini sempat dimuat Strait Times dalam artikel dengan judul "Indonesian presidential candidate Anies rejects new capital Nusantara plan, citing new inequality". Menurut Akademisi Muda berdarah Aceh ini Keberanian "Kandidat presiden Indonesia Anies Baswedan menolak gagasan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara.
Dinilai akan menjadi senjata rahasia Anies Baswedan untuk kalahkan Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024 Mendatang. karena keberanian tersebut juga dinilai merupakan salah satu konsep Perubahan. Dengan mengatakan hal itu akan menciptakan ketimpangan baru di berbagai daerah," dan sempat heboh di media Asing ujar Dr. Iswadi, M.Pd. kepada Wartawan Sabtu (9/12/2023).
Menurut Dr. Iswadi, M.Pd. Media asing ikut menulis solusi lain Anies. Menurut mantan Gubernur Jakarta itu, yang dibutuhkan pemerataan pertumbuhan. "Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan pertumbuhan, dimana pembangunan dilakukan tidak hanya di satu lokasi, tapi di banyak lokasi," kutipnya memuat ucapan Anies. "Ini visi kami dan kami semua sedang menyiapkan struktur program untuk bisa mendorong desa berkembang, kota kecil menjadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh Indonesia," tambahnya.
"Jangan sampai kita hanya membangun di satu lokasi, malah menimbulkan ketimpangan baru. "media asing tersebut juga Memasukkan juga pernyataan partai pendukung Anies. Di mana ada perbedaan pandangan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan pada rapat kerja nasional partainya pada tanggal 26 November bahwa Jakarta harus tetap dipertahankan sebagai ibu kota negara, dan Nusantara dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi ketika ibu kota tersebut selesai dibangun," muatnya.
"Partai lain yang mendukung Anies, PKB, mengambil pendekatan wait and see. Wakil ketuanya, Jazilul Fawaid, mengatakan PKB ingin melihat bagaimana kinerja partai-partai koalisi pada pemilu mendatang," tambahnya."Kami ingin mereka memenangkan pemilu terlebih dahulu sehingga mereka dapat mengambil keputusan terbaik (mengenai proyek ibu kota)," muat Strait Times lagi mengutip Jazilul.
Digambarkan Strait Times bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pembangunan IKN Nusantara pada tahun 2019. Alasannya bahwa Jakarta santa padat dan terancam tenggelam. "Rencananya, Nusantara akan menjadi pusat pemerintahan, sedangkan Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis dan perekonomian negara," tulis Strait Times.
Bapak Joko Widodo berharap untuk secara resmi meresmikan Nusantara sebagai ibu kota pada 17 Agustus 2024, untuk menandai hari kemerdekaan negara tersebut. Namun proyek warisan ambisius tersebut, yang menelan biaya sebesar Rp 466,9 triliun (S$40,3 miliar), terhambat oleh penundaan karena pandemi Covid-19 dan ketidakpastian investor mengenai apakah penerusnya akan melanjutkan proyek tersebut," jelas media tersebut.
Menurut Strait Times, pernyataan baru Anies ini berbeda dengan komentarnya di Maret 2023. Di mana Anies sudah menyatakan komitmennya untuk melaksanakan proyek tersebut. "Dengan mengatakan ibu kota baru bukan hanya sebuah ide, tetapi telah menjadi undang-undang dan sumpah kami adalah untuk melaksanakan undang-undang tersebut," tulisnya memuat pernyataan Anies sebelumnya.
"Berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Parlemen pada 18 Januari 2022, siapa pun yang memenangkan kursi kepresidenan wajib melihat perkembangan proyek tersebut," tambahnya. Namun ketika kampanye berjalan lancar menjelang pemilihan presiden dan legislatif pada 14 Februari 2024, Anies menyanyikan lagu yang berbeda.
"keberanian menyanyikan lagu yang berbeda inilah yang kita nilai akan mendapatkan dukungan tambahan dari masyarakat. Karena Sikap, Anies Baswedan belakangan dengan berani mengatakan bahwa dirinya menolak program unggulan Jokowi, Ibu Kota Nusantara. Menurutnya, masyarakat tak butuh IKN karena hanya akan membuang-buang uang negara saja.
Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan pertumbuhan, dimana pembangunan dilakukan tidak hanya di satu lokasi, tapi di banyak lokasi. Jangan sampai kita membangun hanya di satu lokasi, malah menimbulkan ketimpangan baru,” ujarnya.
“Kami sedang menyiapkan struktur program untuk bisa mendorong desa untuk lebih berkembang, kota kecil menjadi menengah, dan kota menengah menjadi besar di seluruh Indonesia,” tambah Anies.Menurut Dr. Iswadi, M.Pd. keberanian menyatakan hal tersebut bisa menjadi "senjata rahasia" Anies Baswedan untuk memenangkan Pilpres 2024 mendatang.
Hal tersebut juga semoat diulas oleh media asing dan Dalam ulasan tersebut, SCMP menyinggung tentang bagaimana Anies dengan mengejutkan berhasil memenangkan Pilkada Jakarta pada 2017 lalu dan mengalahkan Ahok. Pada Pilkada 6 tahun lalu, Anies menggunakan isu irisan untuk mendapatkan simpati masyarakat. Selama pencalonannya sebagai gubernur Jakarta pada tahun 2017.
Anies mengalahkan gubernur sementara Basuki Tjahaja Purnama dalam putaran kedua, setelah kalah dalam pemungutan suara awal, dengan mempolitisasi komentar yang dibuat oleh politisi Kristen keturunan Tionghoa yang dianggap menghujat Islam oleh beberapa orang," tulis SCMP.
Dr. Iswadi, M.Pd. mengatakan bahwa Anies bisa menangkap beberapa hal yang pro-masyarakat, termasuk soal jumlah uang negara dan keputusan utama yang diinginkan rakyat saat ini. Saya pikir ketika tekanan biaya hidup dan berbagai permasalahan lainnya berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, melihat jumlah uang yang dibelanjakan untuk IKN adalah sesuatu yang bisa ditangkap oleh lawan politik,” demikian Dr. Iswadi, M.Pd. (red/rizal jibro).
Post a Comment