Ketum SPBI Nilai Peluang AMIN Untuk Menangkan Pilpres 2024 Semakin Besar


Dr.Iswadi,M.Pd

Jakarta, newsataloen.com-Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd. menyampaikan sebuah sorotan dan apresiasi khusus terhadap semua Proses Kampanye yang dilakukan oleh Para capres dalam rangka merebut hati rakyat. 

Peluang Pasangan calon presiden Anies Baswedan dan wakil presiden Muhaimin atau yang lebih dikenal dengan (AMIN) untuk memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sangat terbuka lebar. Pasalnya, Konsep perubahan yang mereka gagas dan tawarkan akan sangat Pro rakyat dan karena hal tersebut mereka terus mendapat dukungan yang sangat kuat dari semua basis lapisan masyarakat . 

Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini, mengatakan dukungan dari semua lapisan masyarakat termasuk  anak muda merupakan modal politik yang sangat besar. Sebab, dukungan anak muda diprediksi akan menjadi penentu dalam Pilpres 2024.

"AMIN sebagai kandidat capres itu sudah punya modal yang sangat besar di pemilih muda karena para pemilih pemuda sangat tertarik dengan gagasan perubahan yang ditawarkan AMIN ditambah lagi. Pasangan AMIN terbuka melakukan dialog dimana saja dengan semua lapisan masyarakat termasuk dengan anak muda,” kata Dr.Iswadi, M.Pd, Sabtu (2/12/2023) kepada media ini di Jakarta.

Memiliki data KPU, pemilih anak muda akan mendominasi Pilpres 2024 di rentang 53 hingga 55 persen dari total keseluruhan. Hal itu menjadikan suara anak muda sangat penting untuk diperebutkan oleh semua capres.

Menurut Dr.Iswadi, M.Pd.  keberanian pasangan AMIN melakukan  kritiknya  atas Ibu Kota Negara (IKN), yang sempat disorot media asing sangat menambah point dukungan dari masyarakat untuk Mantan gubernur DKI Jakarta ini yang secara lugas dan tegas menolak gagasan pemindahan dari Jakarta ke Nusantara. 

  Ini sempat dimuat Strait Times dalam artikel dengan judul "Indonesian presidential candidate Anies rejects new capital Nusantara plan, citing new inequality". Keberanian "Kandidat presiden Indonesia Anies Baswedan menolak gagasan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara, dinilai merupakan salah satu   konsep Perubahan.  Dengan mengatakan hal itu akan menciptakan ketimpangan baru di berbagai daerah," dan sempat heboh di media Singapura pada  Kamis akhir september yang lalu. 

Media asing  itu pun menulis solusi lain Anies. Menurut mantan Gubernur Jakarta itu, yang dibutuhkan pemerataan pertumbuhan. "Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan pertumbuhan, dimana pembangunan dilakukan tidak hanya di satu lokasi, tapi di banyak lokasi," kutipnya memuat ucapan Anies .

"Ini visi kami dan kami semua sedang menyiapkan struktur program untuk bisa mendorong desa berkembang, kota kecil menjadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh Indonesia," tambahnya.

"Jangan sampai kita hanya membangun di satu lokasi, malah menimbulkan ketimpangan baru."media asing tersebut juga Memasukkan juga pernyataan partai pendukung Anies. Di mana ada perbedaan pandangan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan pada rapat kerja nasional partainya pada tanggal 26 November bahwa Jakarta harus tetap dipertahankan sebagai ibu kota negara, dan Nusantara dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi ketika ibu kota tersebut selesai dibangun," muatnya.

"Partai lain yang mendukung Anies, PKB, mengambil pendekatan wait and see. Wakil ketuanya, Jazilul Fawaid, mengatakan PKB ingin melihat bagaimana kinerja partai-partai koalisi pada pemilu mendatang," tambahnya.

"Kami ingin mereka memenangkan pemilu terlebih dahulu sehingga mereka dapat mengambil keputusan terbaik (mengenai proyek ibu kota)," muat Strait Times lagi mengutip Jazilul.

Digambarkan Strait Times bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pembangunan IKN Nusantara pada tahun 2019. Alasannya bahwa Jakarta santa padat dan terancam tenggelam. 


"Rencananya, Nusantara akan menjadi pusat pemerintahan, sedangkan Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis dan perekonomian negara," tulis Strait Times.

"Bapak Widodo berharap untuk secara resmi meresmikan Nusantara sebagai ibu kota pada 17 Agustus 2024, untuk menandai hari kemerdekaan negara tersebut. Namun proyek warisan ambisius tersebut, yang menelan biaya sebesar Rp 466,9 triliun (S$40,3 miliar), terhambat oleh penundaan karena pandemi Covid-19 dan ketidakpastian investor mengenai apakah penerusnya akan melanjutkan proyek tersebut," jelas media tersebut.

Menurut Strait Times, pernyataan baru Anies ini berbeda dengan komentarnya di Maret 2023. Di mana Anies sudah menyatakan komitmennya untuk melaksanakan proyek tersebut.


"Dengan mengatakan ibu kota baru bukan hanya sebuah ide, tetapi telah menjadi undang-undang dan sumpah kami adalah untuk melaksanakan undang-undang tersebut," tulisnya memuat pernyataan Anies sebelumnya.

"Berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Parlemen pada 18 Januari 2022, siapa pun yang memenangkan kursi kepresidenan wajib melihat perkembangan proyek tersebut," tambahnya. 


Namun ketika kampanye berjalan lancar menjelang pemilihan presiden dan legislatif pada 14 Februari 2024, Anies menyanyikan lagu yang berbeda.

"Keberanian menyanyikan lagu yang berbeda inilah yang kita nilai akan mendapatkan dukungan tambahan dari masyarakat  demikian Dr. Iswadi, M.Pd.(rizal jibro)

Post a Comment

Previous Post Next Post