Medan, newsataloen.com -Sang guru terus memberi tuntunan. Maka guru merupakan sosok manusia terhebat, sehingga posisi keberadaan guru menjadi orang tua pengganti
Pada hakekatnya keberadaan manusia yang utuh dan bermartabat, hasil dari sebuah penggemblengan berkepanjangan dari para guru. Terkadang fungsi dan peran guru melampaui fungsi dan peran dari para orang tua kita sendiri.
Hal itu disampaikan Sekretaris Umum Dewan Musapat (DM) DPP Aceh Sepakat Sumatera Utara, Suriadin Noernikmat,ST,MM saat menjadi Pembina Upacara pada Hari Guru Nasional.(HGN) ke-78 yang digelar Perguruan Islam Miftahussalam, Jalan Darusalam, Medan, Sabtu 25/11/2023.
Peringatan tersebut diawali dengan upacara nasional dilanjutkan dengan penyerahan kembang kepada pembina upacara dan kepala sekolah pada unit unit satuan pendidikan yang diasuh Yayasan Perguruan Islam Miftahussalam, Medan.
Suriadin Noernikmat mengatakan, peringatan Hari Guru dilaksanakan untuk mengenang jasa para guru yang dijuluki pahlawan tanpa tanda jasa yang diprakarsai Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara
"Dalam kesempatan itu Suriadin mengajak semua adik-adik, untuk menyadari dengan penuh kesadaran bahwa peringatan Hari Guru
bukan sebatas aktifitas untuk menghargai para guru karena pengabdiannya dalam rangka mendidik anak manusia semata, namun pada sisi spesialnya justru peringatan HGN sebagai cerminan rasa syukur semua kita sebagai hamba Allah terhadap jasa-jasa yang tak dapat diperhitungkan dari para guru untuk membangun kebutuhan supra struktur dari sebuah pembangunan bangsa, yakni pendidikan," kata Suriadin Noernikmat yang juga Calon Anggota DPRD Sumatera Utara dari DPD Golkar Sumut.
Di hadapan para guru dan anak didik Suriadin Noernikmat melukiskan berawal dari terbentuklah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), setelah pada masa sebelumnya Persatuan Guru Indonesia (PGI), yang menyelenggarakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta, pada tanggal 24-25 November 1945, maka secara resmi negara menetapkan sebagai Hari Guru Nasional (HGN) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1994.
"Alhamdulillah, bangsa ini telah memberi pondasi kuat bersikap dengan penuh
keadaban, memberi penghormatan yang sangat tinggi pada sosok guru, yang tergambarkan dengan penuh kajian, karena tanggal 25 November menjadi momentum atas penghargaan terhadap sosok guru terhebat bangsa ini yakni Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia," ujar Suriadin Noernikmat.
Mantan Ketua Alumni Politeknik Negeri Medan (Polmed) ini menilai hebatnya sebuah peradaban bangsa, maka tak akan lepas dari keberadaan sang guru yang telah berkiprah dalam kehidupan ini. Sosok manusia yang berada pada lini kehidupan dengan peran apapun, pasti hadir dari penempaan para sang gurunya, maka tiada alasan bagi siapapun yang hidup di bumi pertiwi ini, dapat menanggalkan peran dari para guru,
"Apalagi untuk menyepelekannya. Mereka hadir dengan penuh keihklasan untuk memberikan segenap kekuatan yang mereka miliki dalam rangka menghadirkan anak-anak didiknya menjadi manusia yang berperadaban tinggi seutuhnya," papar Suriadin Noernikmat, mantan Ketua Umum DPP Aceh Sepakat Sumatera Utara ini.
-Para guru, lanjutnya menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, karena banyak kita temui dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara ini, beliau menjadi tersisih dalam peran mewah kehidupan atau ketiadaan prestise yang melekat pada beliau, karena pengabdian beliau masih sangat minim penghargaan dari negara dan
masyarakat.
"Pada hal peran beliau dalam memberi arah kehidupan bagi kita, tidak sebatas lingkup kognitif sebagai pemenuhan keilmuan belaka, namun juga membentuk lingkup karakter sebagai tatanan akhlak, sebuah lingkup moralitas anak bangsa yang tertata secara emosional yang terkendali dalam upaya untuk menghadirkan anak bangsa menjadi khalifah terbaik di bumi," papar Suriadin Noernikmat.
-Melihat realitas yang ada, melalui peringatan hari guru ini, Suriadin Noernikmat meminta semua pihak, khususnya para penentu kebijakan di Republik ini, agar menata keberadaan guru dalam segala lingkupnya, sehingga dapat berperan menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik dan tenang.
"Kita harapkan para guru akan tampil sebagai fasilitator dan inspirator, bagi semua anak manusia, guna menggapai kehidupan yang makmur Baidatun thaibatun war rabbul gafur," pinta Suriadin Noernikmat.
.
Dia juga mengingatkan kepada peserta didik agar jangan hanya mengandalkan waktu belajar di bangku sekolah.
Sebab, belajar di kelas hanya berkontribusi sekitar 25-30 persen, jadi harus lebih giat belajar memanfaatkan berbagai sumber yang ada termasuk melalui dunia maya pada zaman digitalisasi. Namun dia juga menggaris bawahi bahwa memanfaatkan dunia maya harus cermat dan selektif.
Suriadin mengimbau semua otoritas terkait di Indonesia harus memperhatikan kesejahteraan para guru agar dapat melaksanakan tugasnya yang sangat mulia untuk menelurkan generasi muda cerdas dan berahlak mulia.
Pada bagian akhir Suriadin yang merupakan caleg Partai Golkar untuk DPRD Sumut dari Dapil 2 Sumut mengajak para hadirin yang sudah memiliki hak pilih agar menggunakan hak pilihnya sebaik baiknya pada Pemilu 14 Februari 2024 mendatang ini.
Pada kesempatan itu Ketua OSIS dari setiap tingkatan pendidikan sebelum menyerahkan kembang kepada kepala sekolah pada unit yang terkait didaulat menyampaikan ucapan terimakasih.(tiar)
Post a Comment