Aceh Masuk 5 Besar Provinsi Terkaya di Indonesia, Ini Infrastruktur Yang APBD Capai Triliunan Rupiah

Potret Pelabuhan Kuala Langsa (Foto: Dok. Kemenhub).


Jakarta, newsataloen.com -- Aceh masuk dalam salah satu dari lima besar provinsi terkaya di Indonesia.

Pasalnya, anggaran pendapatan dan belanja daeran (APBD) yang dimiliki Aceh nilainya tak tanggung-tanggung.

Berdasarkan data pendapatan APBD Aceh pada 2022, provinsi yang terkenal disebut Serambi Mekkah ini memiliki nilai kekayaan Rp 13,35 triliun.

Lantas APBD Aceh triliunan tersebut digunakan untuk infrastruktur di sektor mana saja?

Pembangunan Transportasi

Mengutip laman Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jumat, 13 Oktober 2023, Provinsi Aceh sedang ngebut pembangunan infrastruktur transportasi di beberapa sektor.

Pertama Kemenhub dan dinas terkait sedang membuat rencana besar untuk pembangunan Pelabuhan Kuala Langsa di Provinsi Aceh dan Terminal Tipe A Paya Ilang Takengan di Kabupaten Aceh Tengah.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, pengerukan Pelabuhan Kuala Langsa yakni memiliki kedalaman -5.5 mLWS, dengan estimasi volume keruk 197,7 ribu m2

Pelabuhan Kuala Langsa nantinya akan dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Sementara itu, Pelabuhan Kuala Langsa hanya dapat menampung keluar masuk kapal-kapal niaga saja.

Peta pembangunan kontruksi Kereta Api untuk kereta kota di Kota Banda Aceh dan sekitarnya (Foto/Dok/DPMPTS Aceh)

"Di titik Kuala Langsa terjadi pengendapan dengan kedalaman hanya 3 meter sehingga kapal tol laut tidak bisa masuk. Diharapkan dalam waktu 4-5 bulan proses pengerukan dapat dilakukan dan kapal-kapal niaga bisa keluar dan masuk Pelabuhan Kuala Langsa, " ujar Menhub.

Selanjutnya di Terminal Tipe A Paya Ilang Takengan. Pelabuhan ini sempat direvitalisasi pada 2021 dan selesai pada 2022.

Proses tersebut telah menggunakan dana APBN sebesar Rp 20 miliar.

Terminal ini punya luas sekitar 9.792 m2, dengan layanan tujuan Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan Tanjung Priok, DKI Jakarta.

Fasilitas Terminal Tipe A Paya Ilang Takengan meliputi area pengendapan bus, jalur kedatangan bus, jalur keberangkatan bus, ruang tunggu penumpang, kantor pengelola dan area komersial.

Kontruksi Kereta Api Perkotaan Kereta

Kondisi di beberapa wilayah Provinsi Aceh seperti di Bandah Aceh dan Kabupaten Aceh Besar cukup padat.

Terkadang di waktu tertentu kondisi lalu lintas kendaraan bermotor selalu macet di beberapa titik perkotaan.

Menariknya, di dua wilayah tersebut telah dibangun kontruksi kereta api perkotaan kereta kota.

Dari peta kontruksi kereta kota di Aceh, terdapat 3 stasiun besar dan 20 stasiun kecil serta 1 depo.

Selain ada tiga tipe jalur perkeretaan kota di Aceh, yakni Trase A melewati 6 stasiun kecil dan 2 stasiun besar.

Pada jalur Trase B, terdapat layanan kereta kota yang akan melewati 3 stasiun besar dan 9 stasiun kecil.

Sedang pada jalur trase C, kereta kota di sekitar Kota Banda Aceh akan melewati 2 stasiun besar dan 5 stasiun kecil.

Dan fakta menariknya, pembangunan perkeretaapin di Kota Banda Aceh ini sudah ada sejak 2014 lalu.

Hal ini merujuk pada Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia  Nomor Kp 2128/2018 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Pembangunan dan Pelayanan Perkeretaapian Perkotaan yang Meliputi Kota Banda Aceh), dan Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2014 tentang Perkeretaapian Aceh Rencana utama; Jaringan kereta api perkotaan sepanjang 52 km di kota Banda Aceh menghubungkan kota Banda Aceh dengan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda.

Pembangunan Pipa Gas Aceh

Proyek pembangunan pipa gas telah dikembangkan dari Lhokseumawe (Aceh) ke Sumatera Utara untuk pasokan gas di Kawasan Industri Belawan dan kota-kota di sepanjang pipa.

Saat ini, ada sekitar 10.000 rumah tangga yang telah tersambung ke sistem gas kota di kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur.

Infrastruktur perpipaan di masa depan akan dikembangkan dari Lhokseumawe – Banda Aceh – Meulaboh dan pantai barat Aceh.

Pembangunan infrastruktur gas meliputi pemasangan pipa (pembangunan jaringan pipa transmisi), pembebasan lahan dan asesorisnya.

Fakta menariknya, dikutip dari dpmptsp.acehprov.go.id, Pipa Arun – Belawan memiliki kapasitas 300 MMSCFD dan panjang 350 Kilometer dengan total investasi USD 586,04 juta.

Lalu PT Pertamina Gas (Pertagas) memiliki alokasi gas sebesar 185 juta Standard Cubic Feet Per Day (MMSCFD).

Gas yang berasal dari terminal Penyimpanan dan Regasifikasi LNG Arun telah memasok gas sebesar 120 MMSCFD ke PLN pada tahun 2015.

Pada tahun 2018 fasilitas tersebut memasok 197 MMSCFD ke PT. PLN untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Laut (MVPP) 240 MW.

Setelah pipa gas Arun – Belawan beroperasi, PT. Pertagas telah mengembangkan pipa gas sepanjang 120 km untuk memasok gas bagi industri nasional di KIM ke KEK Sei Mangkei.5

Itulah beberapa sektor infrastruktur yang sudah menjadi rencana pembangunan di Provinsi Aceh dengan APBD hingga triliunan rupiah.

Tentu saja, pembangunan infrastruktur di Provinsi Aceh juga meliputi sektor wisata, air, jalan tol, bandara, dan fasilitas-fasilitas lainnya. (*).


Post a Comment

Previous Post Next Post