Bireuen, newsataloen.com-Kecap Siwah sudah produksi duapuluh tiga tahun,bisa terbang ke empat provinsi pemasaran untuk dikonsumsikan warga masyarakat sebagai lauk pauk makanan nasi dan ikan bakar.
Hal ini dijelaskan Ruslan Kasem, pemilik Kecap Siwah dialokasi pabrik Gampong Bireuen Meunasah Dayah Kecamatan Kota Juang Bireuen, menyebutkan kepada tim media Rabu Sore (16/08) mengatakan Kecap Siwah kini sudah bisa tembus pemasaran ke seluruh Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Jakarta.
Produksi Kecap Siwah Bireuen,Sirop Almuzan,Kecap Manis/Asin dan Asam Cuka, terus bergerak setelah malang melintang, kini pekerjaan sepuluh orang karyawan dengan produksi setiap hari enam puluh sampai tujuh puluh lusin.
Kecap siwah ini,kalau dijual.satu lusin sekitar tujuh puluh ribu rupiah sampai delapan puluhan ribu rupiah, sesuai jauh pemasarannya,warga masyarakat untuk konsumsi di kios kios atau kedai satu botol besar sekitar delapan ribu rupiah, ungkap Ruslan Kasem yang pernah berkerja di pabrik Kertas Kraft Aceh (KKA) di Lhokseumawe.
Cara pemasaran ada diambil dari pabrik dan diantar ke pelanggan, warga banyak pula membeli secara jeregen besar kecil, sekitar sepuluh kilogram dan dua puluh kilogram,diambil dari pabrik.untuk keperluan acara kanduri hayatan dan pesta perkawinan yang memerlukan kicap asin dan manis.
Kecap Siwah produksi Almuzan,telah mempunyai izin ini,juga dapat menciptakan lapangan kerja dan menampung karyawan atau warga masyarakat, memang selama berlangsungnya terjadi covid 19 lalu, produksi berkurang dari seratus lusin turun menjadi tujuh puluh lusin.
"Bahan baku kecap ini terutama kacang kedelai,gula merah gayo, gula pasir dan garam asin Tanoh Anoe Jangka beserta bahan lainnya, menjawab tim media ini dari Pemerintah Kabupaten Bireuen,ada pembinaan dan bantuan,"kata Ruslan Kasem tidak ada sama sekali. (rizal jibro).
Post a Comment