Medan, newsataloen.com-Perkembangan ekspor Indonesia tahun 2022-2023 semakin mengkhawatirkan, tapi siapa yang peduli, lihat saja nilai ekspor pada Januari hanya AS$ 19 miliar - AS$ 22,31 miliar.
"Angka ini dinilai menurun dibanding dengan periode sama tahun-tahun sebelumnya," kata Ketua Umum Kadin Sumut yang juga Ketua Umum DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Khairul Mahalli saat berbicara via telepon selular dari Jakarta, Rabu 16/8/2023.
Dia merincikan pada Februari AS$ 21 miliar - 21,40 miliar, Maret AS$ 26,50 miliar - 23,50 miliar, April AS$ 27,3 miliar - 19, 29 miliar, Mei AS$ 21, 51 miliar - 21,72 miliar dan Juni AS$ 26,09 miliar - AS$ 20,61 miliar.
"Begitu pula pada bulan Juli nilai ekspor masih rendah yakni sebesar AS$ 25,57 miliar-20,88 miliar.Agustus AS$ 27,91 miliar, September AS$ US$24,80 miliar, Oktober AS$24,81 miliar - November AS$ 24,12 miliar - Desember AS$ 23,83 miliar," sebut Mahalli seperti diolah Jonny Sinaga dari BPS dan sumber lainnya.
Dia menyebutkan pada 2022 nilai ekspor sebesar AS$ 292 miliar (tertinggi sejak Indonesia merdeka).2021 dengan nilai AS$ 231miliar (ter tinggi sejak Indonesia merdeka).
Setelah itu Pada 2020 dengan nilai ekspor menurun menjadi- AS $ 163 miliar, 2019 - 168 miliar, 2018 - 180 miliar, 2017 - 169 miliar, 2016 - 144 miliar, 2015 - 150 miliar, 2014 - 176 miliar, 2013 - 183 miliar, 2012 - 190 miliar, 2011 - 204.miliar, 2010 - 158 miliar, 2009 - 116.miliar, 2008 - 137 miliar atau urutan ke-31 dunia, 2007 - 114 miliar, 2006- 100 miliar dan pada 2005 diangka terendah yakni AS$ 84 miliar.
"Ekspor beberapa negara menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2022 yakni RRC: AS$ 3.026 miliar
Singapura AS$ 458 miliar, Vietnam AS$ 407 miliar, Malaysia AS$ 299 miliar,Thailand AS$ 267 miliar, Indonesia AS$ 228 miliar," kata Mahalli seraya menambahkan Indonesia perlu mencari peluang pasar ekspor seluas-luasnya jangan hanya beraku pada beberapa negara saja.(tiar)
Post a Comment