kabar daerah
Drs.Ridwan Hasan " Bincang-Bincang Tentang Pemuda Kekinian & Pemilu 2024
Aceh Timur, newsataloen.com - Ketua Karang Taruna Aceh Timur BISA PAANAS alias “Bicara Santai Pemuda Anti Anarkis dan Suap” dalam menyikapi Pemilu Serentak 2024 pada diskusi santai di warkop di wilayah Peureulak, (05/06l.
Karang Taruna sebagai Lembaga sosial dan lembaga kemasyarakatan lebih bersifat organisasi sosial kepemudaan yang tujuan pokoknya adalah Usaha Kesejahteraan Sosial, yang terbentuk karena kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Untuk itu dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai panduan bertingkah laku, dalam Perspektif Islam disebut dengan AKHLAK.
Dikalangan generasi milenial saat ini yang namanya AKHLAK sangat jauh sudah melenceng dan luntur dari ajaran agama, ini dapat dilihat dalam perilaku dan tingkah laku kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun dalam pola kehidupan bermasyarakat.
Kondisi tersebut sesuai misi “Napoleon Bonaparte” untuk menghancurkan suatu negara tidak perlu “perang senjata” tapi “perang pemikiran” yaitu merusak karakter dan akhlak para pemuda melalui kemajuan teknologi dan bermacam game online, juga narkoba. Pola tersebut telah berhasil merasuki jiwa pemuda dalam sikap hedonisme dan permisifme.
Hal ini diakibatkan dari kelalaian dan tidak peduli akan eksistensi pemuda sebagai penerus estafet kepemimpinan dan kader pemimpin potensial kini dan masa depan, “Sesungguhnya di tangan pemudalah letaknya suatu umat, dan di kaki merekalah terdapat kehidupan umat”.
Namun kegiatan pembinaan yang juga program nasional mencetak SDM unggul menyongsong generasi emas 2045 kenyataannya sangat minim dilakukan, baik itu ditingkat bawah melalui APBG (dana desa) maupun APBK dan APBA bahkan pengalokasian Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) Anggota DPRK/DPRA sekalipun.
Drs. Ridwan Hasan, selaku Ketua Karang Taruna Aceh Timur dalam diskusi mendesak Eksekutif, Para Legislatif dan Cendekia menjadikan ini skala prioritas pada kegiatan dimaksud, sembari mencarikan solusi untuk memperbaiki kondisi yang serba terpuruk, dan permasalahan ketidak-adilan, kesewenang-wenangan ikut menjadi sorotan, juga penerapan, pemahaman dan pelaksanaan syari’at islam secara konfrehensif, demi terwujudnya Aceh Makmur, Aceh Bersatu sejahtera serta bebas dari Narkoba.
Pemuda sebenarnya memiliki andil yang besar dalam merumuskan dan menegakkan martabat Aceh khususnya. Namun, dalam perjalanannya, sikap hidup dan pola pikir sebagian besar pemuda kita telah terkontaminasi oleh budaya luar. Sehingga pemuda kita tercerabut dari budaya adiluhung, dan adat istiadat Aceh yang islami. Ini akibat dari minimnya Wawasan Keagamaan dan Kebangsaan, ke-Bhinekka-an, membuat komplit permasalahan di kalangan pemuda. Lunturnya semangat kebersamaan, gotong royong, kesetiakawanan, kepedulian dan kejujuran yang merupakan jatidiri masyarakat Aceh dan bangsa Indonesia.
Adapun solusi dari permasalahan tersebut, salah satunya adalah melalui pemilihan pemimpin yang akan datang baik calon Pemimpin Eksekutif maupun WAKIL di Legislatif, karena mereka-merekalah yang akan menentukan pola dan wajah Aceh dan Indonesia kedepan.
Dalam satu pertemuan Alumni Gontor bertanya kepada pimpinan Gontor KH. Hasan Abdullah Sahal tentang sikap pada pesta demokrasi 2024, beliau memberikan Petuah, “Mau pilih yang benar atau yang menang?”, Kalau pilih yang benar belum tentu menang, Kalau pilih yang menang belum tentu benar. Alumni menjawab kita usahakan pilih yang benar dan bakal menang. Kyai mengarahkan, “mantapkan pilih yang benar, karena hisapnya ringan nanti di akhirat, kalau tidak menang di dunia hanya kalah sebentar”. Artinya, akan mendapatkan hisab yang berat kalau kita salah memilih jalan, termasuk jalan politik. Beliau menjelaskan juga tentang “Parameter Kebenaran” Jangan ikuti orang benar, karena bisa jadi besok dia salah, tapi ikutilah kebenaran, maka akan tahu siapa yang benar.
Oleh karena itu kita harus memiliki prinsip dalam menentukan figur-figur pemimpin ke depan pada suksesi 2024 dengan pedoman yang paling utama sebagaimana digambarkan dalam Rukun Islam tentang Prinsip Kepemimpinan, yaitu Syahadat ”Life Mission Statement” atau Visioner; Shalat, mengajarkan Disiplin; Puasa mengajarkan Integritas dan kejujuran; Zakat, mendidik sikap peduli dan empati; dan Haji, yang mengajarkan pemimpin yang rendah hati dan prinsip kesetaraan," Kata Bang Wan.
Bila ini dijadikan pedoman, dampaknya luar biasa pada peningkatan produktivitas diri maupun tim-work, juga kita akan memiliki Pemimpim kredibel & Panutan bukan pemimpin penuh cacian, pemimpin sebagai pelayan bukan sebaliknya. Juga perilaku dan sikap yang harus dijaga, dijalankan serta harus dikampanyekan “jauhkan dan hindari kekerasan, anarkis, premanisme, dan money-politic”.
Dengan demikian “Akselerasi kesejahteraan yang berkeadilan dan keadilan yang berkesejahteraan; keadilan YBmengantarkan kepada ketakwaan, dan ketakwaan menghasilkan kesejahteraan” akan terwujud.(M.Thaib)
Via
kabar daerah
Post a Comment