Banda Aceh, newsataloen.com -Akhir-akhir ini pelanggaran syariat islam semakin berani dilakukan di ibukota provinsi Aceh. Bahkan, Satpol PP dan WH Aceh menemukan adanya dijual gulai daging babi (sie bui) dan gulai daging anjing (sie asee) di Penayong.
Mirisnya, kejadian itu justru terjadi di bulan suci ramadhan di ibukota provinsi yang berjuluk serambi Mekkah.
"Masyarakat tentu heran, Pj Walikota Banda Aceh yang selama ini katanya sering turun cek orang berjualan di bulan ramadhan, sampai berulang kali memamerkan gaya memasak mie Aceh, justeru lupa mengecek bahwa ada persoalan serius terjadi di wilayahkan kekuasaan pemerintahannya yakni adanya "sie bui" dan sie asee. Apakah Pj Walikota Banda Aceh selama ini benar-benar tidak tahu atau tidak peduli sama sekali tentang persoalan itu,"ungkap ketua Suara Independen Mahasiswa Kota (SIMAK) Ariyanda Ramadhan, Kamis 6 April 2023.
Menurut SIMAK, di bawah kepemimpinan Pj Walikota Bakri Siddiq para pelanggar syariat islam semakin berani dikarenakan lemahnya komitmen Pj Walikota dalam penegakan syariat islam. "Memang secara pencitraan Pj Walikota Banda Aceh menunjukkan diri sebagai seorang yang sangat religius, namun faktanya pelanggaran syariat islam semakin hari semakin menjadi-jadi namun Pj Walikota terkesan membiarkannya saja,"ujarnya.
Selain itu, lanjut Ariyanda, hal yang begitu memilukan adalah terkait peningkatan kasus HIV/AIDS yang meningkat signifikan. "Berdasarkan data kasus HIV Aids di Banda Aceh semakin memprihatinkan, pada tahun 2023 kasus baru yang ditemukan di Kota Banda sebanyak 198 kasus, terdiri dari 161 kasus HIV dan 37 kasus Aids. Bahkan Untuk tahun 2022 Kota Banda Aceh menempati urutan pertama kabupaten/kota dengan kasus HIV/AIDS yang tertinggi. Jika ada lembaga yang pengen beri rekor prestasi kepada Pj Walikota Banda Aceh salah satunya mungkin meningkatnya angka HIV/AIDS ini kali ya,"ujarnya.
Menurut Ariyanda, salah satu penyebab utama HIV/AIDS ini adalah marak pergaulan bebas dan narkoba. "Pergaulan bebas inj makin hari terkesan semakin berani dilakukan karena lemahnya komitmen dan kurang tegasnya pimpinan daerah dalam hal penegakan syariat islam,"jelasnya.
Dia mengatakan, Pj Walikota jangan terus menerus sibuk dwngan pencitraan bahkan hingga foto ria shubuh keliling atau agenda beli nasi sahur yang dianggap sahur bersama warga. Sementara, secara nyata semua pencitraan yang dibangun malah sangat kontradiktif dengan fakta. "Apa guna pencitraan itu, jika faktanya pelanggaran syariat semakin meningkat bahkan kasus HIV/AIDS pun sudah 198 kasus bahkan mirisnya lagi daging hewan haram seperti babi dan anjing pun sudah berani dibuat di Aceh. Lalu ala yang dilakukan Pj Walikota? Sampai detik ini terkesan tak ada langkah kongkret," bebernya.
Dia mengingatkan Pj Walikota Banda Aceh untuk lebih serius dalam penegakan syariat islam. "Perlu diingat oleh Pj Walikota Bakri Siddiq penerapan syariat islam di Aceh tidak sama dengan di luar, jadi Pj Walikota harus menjalankan kekhusan Aceh dalam penegakan syariat islam,"tutupnya.
Post a Comment