kabar daerah
Dewi Theatre Bireuen,Jadi Kenangan Bagi Kami
Kabupaten Bireuen, newsataloen.com-Dewi Theatre Bireuen,menjadi kenangan bagi kami,yang suka cari hiburan malam untuk nonton menikmati film nasional,India dan Mandarin,ungkap sejumlah warga Kota Bireuen,kepada tim media ini, Jum'at (10/03).
Kenangan bagi kami sebut Tarmizi dan Zulbahri, merupakan kedua saksi hidup ini mengatakan,dia waktu jayanya Bioskop Dewi,masih duduk di Sekolah Menengah Pertama di Kota Bireuen, tahun tujuh puluhan,teringat saya gedung Dewi berdiri megah di Kota Bireuen itu sudah ada.
Gedung Milik Pemda Aceh Utara sebab Bireuen masih status Pembantu Bupati Wilayah Bireuen,pada tahun 1999 menjadi Kabupaten Bireuen kini sudah di alihkan ke Pemerintah Kabupaten Bireuen,kenang Tarmizi bersama Zulbahri.Zaman masih tujuh puluhan itu,warga masyarakat mulai dari Samalanga sampai Gandapura.
Untuk cari hiburan di malam hari, nonton bareng film kesukaan mareka,seingat saya paling disukai film India, nasional dan Mandarin termasuk film film perang atau film Koboy,ujar Tarmizi dan Tarmizi.
Salah satu untuk cari hiburan bagi warga masyarakat Pembantu Bupati Bireuen,ya di gedung Dewi ini,sebab sarana hiburan elektronik belum merata ada,Televisi hanya yang sanggup beli orang berada, itu pula masih layar hitam putih,tambah Samsul,warga Juli,yang dihubungi secara terpisah.Apalagi warga masyarakat di desa desa belum.mempunyai.sarana penerangan Listrik,bila mengaji pakai lampu Partomax(Sronkeng) dan lampu kaca sprong minyak tanah.
Bagi warga masyarakat terutama anak muda masih berumur sebaya duduk di Bangku SMP/SMA, sesekali malam Minggu,kami nonton film India dan Mandarin juga nasional,maka bintang film kami hafal semua,dari pada mata pelajaran di sekolah,bila film bagus pemainnya juga,uang jajan kami simpan beli karcis masuk,bila terlambat sudah habis di catut orang,!, ungkapnya.
Gedung Dewi kini menjadi kenangan bagi kami, dikelola oleh Om Masi bersama anaknya, Warga Negara Indonesia (WNI) Keturunan, setiap malam ramai dikunjungi bagi haus warga masyarakat, hiburan malam.Warung warung kopi (bengkopi),belum ada Televisi Hitam Putih apalagi Internet, setelah zaman berputar Televisi layar Warga ,Satu dua di Desa Desa milik rumah orang berada,kami di izinkan nonton, setelah Dunia Dalam Berita dilanjutkan Program hiburan TVRI Aktris Safari Indonesia,baru kami bubar,kenan mareka.
Warga pada tahun tujuh puluhan tersebut,satu satunya panggung hiburan Bioskop Dewi,lalu dibuka Taman Hiburan Rakyat (PHR).Taman Ria,dilokasi samping lapangan Voa Bireuen (kini lokasi pertokoan) beberapa tahun beropersi PHR Taman Ria berubah nama PHR Suka Senang Bireuen.
Juga penonton membludak kelas rendahan duduk berjejer bangku panjang tiket murah dan kursi pisah (harga tiket agak mahal),kadangkala pasukan catut kercis berkeliaran menawarkan tiket,kami terpaksa beli labih tinggi ditatapkan misalnya Rp 1.500/ tiket ,bila tidak harus menunggu putaran kedua(waktu tengah malam) film India,!,sangat kami sukai warga kelas bawah,jelas mareka,penuh semangat sambil bercanda ria, kepada tim media ini.
Bagi kedua pengelola hiburan rakyat ini,melihat pasar hiburan cukup menguntungkan,di Kota Bireuen, dirikan satu gedung sangat megah,tempat duduk kursi satu dan VIP, Bioskop Gajah di lokasi Desa (Gampong) Polo Ara Bireuen, disini pun luar bisa mbludak penonton terutama malam Minggu (Sabtu Malam),ke-tiga tempat hiburan rakyat ini,meraih keuntungan besar bagi pengelola hiburan rakyat juga pemasukan pajak asli daerah meningkatkan.
Seingat kami juga, menurut Zulbahri dan Tarmizi,juga Samsul,ada satu lagi, PHR di bangun di Kota Matang Geulumpang Dua Kecamatan Peusangan di lokasi pinggiran jalan Nasional Medan Banda Kota Matang Geulumpang Dua Bireuen.Dari Masa Ke masa, listrik masuk desa(program Presiden Republik Indonesia waktu Soeharto)juga kecangihan teknologi,dari Telepon baholak, warga masyarakat sudah menguasai Telepon Sesular beralih pula HP Android,begitu pula TV sudah dipasang di rumah rumah warga dan warung kopi dan cafe.
Ke tiga sarana hiburan rakyat di Kota Bireuen ,satu di Kota Mat
[10/3 10.33] P Jibro Brn: Kota Matang,sudah gulung tikar atau bangkrut,warga tidak mau nonton bareng bersama keluarganya,puluhan tenaga kerja lepas menganggur,hanya tinggal kenangan bangunan permanen Dewi Theatre di lokasi Jalan Mawar Kota Bireuen, dijadikan tempat pembelanjaan oleh Pemkab Bireuen dan Bioskop Gajah Bireuen, bagi pemiliknya dijadikan tempat sarang walet, walaupun demikian bagi warga Kota Bireuen dan Kota Matang,saksi hidup,menjadi kenangan tidak bisa dilupakan, pungkas mareka!.(rizal jibro).
Via
kabar daerah
Post a Comment