kabar daerah
H Fauzi Hasballah : Pemerintah Tidak Terapkan Kebijakan Berimbas terhadap Sektor Pertanian/Perkebunan
Medan, newsatalon,com - Kondisi ekonomi sektor pertanian maupun perkebunan yang sudah mulai membaik jangan sempat terganggu lagi dengan membuat aturan atau kebijakan yang dapat berimbas terhadap iklim sektor tersebut ke depan ini.
Pelaku usaha sektor pertanian/perkebunan mengharapkan pemerintah agar tetap menjaga sektor pertanian dan perkebunan tetap nyaman, tidak mencoba menerapkan kebijakan baru lagi.
Harapan itu disampaikan Direktur Utama, PT Gotong Royong Jaya, H Fauzi Hasballah menjawab media ini via telepon selular di Medan, Sabtu 18/2/2023.
Mantan Ketua Umum DPP Aceh Sepakat Sumatera Utara ini diminta tanggapannya terkait pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang mencapai 4,73 % selama 2022.
H Fauzi Hasballah mencontohkan kalau membatasi ekspor CPO, larangan ekspor bijih nikel, bauxit dan lainnya sangat berdampak terhadap perekonomian nasional. Soalnya industri hilirnya belum siap.
Untuk kelapa sawit menurut praktisi bisnis ini, pemerintah perlu mempercepat industri biodisel untuk menuju B-50. "Ini dimaksudkan supaya kita bisa mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) Solar yang selama ini banyak menguras devisa/APBN," kata Fauzi.
Tak hanya itu, lanjutnya, pemerintah juga harus mengurangi pengeluaran untuk pembangunan proyek jangka panjang,seperti Kereta Api cepat, bandara maupun pelabuhan laut internasional yang menguras dana besar.
"Jika perlu pembangunan IKN juga ditunda sementara. Sebab semuanya ini mengingat utang kita yang sudah lebih dari RP 7000 trilyun," ujar H Fauzi Hasballah.
Sebelumnya secara terpisah, pengamat ekonomi Gunawan Benyamin menyebutkan meski pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera Utara sebesar 4.73% selama tahun 2022. Namun pemerintah harus mewaspadai beberapa indikator ekonomi.
Sebab berpotensi memburuk di kuartal
tahun 2023.. Karena di kuartal keempat tahun 2022 dibandingkan kuartal ke tiga di tahun yang sama, beberapa sektor lapangan usaha mengalami perlambatan.
Dia melihat beberapa sektor lapangan usaha yang terkontraksi secara kuartalan adalah industri pengolahan (-0.45%), pertanian kehutanan dan perikanan (-1%), perdagangan reparasi mobil dan motor (-0. 14%).
"Sementara itu sejumlah sektor yang melambat atau turun adalah konstruksi, pertambangan dan penggalian serta jasa kesehatan serta kegiatan sosial," rinci Benyamin.
Sementara itu lapangan usaha yang masih mampu tumbuh di kuartal keempat, transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
"Sejumlah lapangan usaha yang terkontraksi ini tidak terlepas dari penurunan harga sawit selama kuartal keempat tahun 2022 lalu. Sehingga industri pengolahan maupun sektor pertaniannya mengalami tekanan yang cukup signifikan," kata analis pasar saham ini.
Perlambatan pada sektor lapangan usaha tersebut kata Benyamin harus tetap di waspadai di kuartal pertama tahun 2023 ini. Karena penurunan harga CPO maupun sawit masih terus berlanjut meskipun terlihat melandai dibandingkan kuartal ke-4/ 2022.
Mengingat kinerja sektor pertanian sangat dipengaruhi dengan fluktuasi harga sawit. Sedikit saja terjadi kenaikan pada harga sawit. Itu sebabnya pula kinerja sektor pertanian kehutanan dan perikanan mengalami kenaikan yang cukup besar, demikian juga sebaliknya.
Pemerintah menurut Benyamin harus fokus ke sektor tersebut, mengingat penggerak dominan sektor ini justru datang dari sawit. Soalnya kenaikan harga pupuk dan penurunan harga sawit ditambah kebijakan pembatasan ekspor, memiliki peran signifikan dalam merubah daya beli masyarakat di wilayah ini. (tiar)
Via
kabar daerah
Post a Comment