Gencarkan Pendidikan Vokasi saat Menjabat Menteri Perindustrian, Bukti Airlangga Hartarto Peduli Pendidikan


Dr. Iswadi, M. Pd.



Jakarta, newsataloen.com-Pada tahun 2016 yang lalu, terjadi perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja Jilid II. Putra dari mantan Menteri Perindustrian ternama di era Presiden Soeharto, Ir. Hartarto, pun terpilih untuk menduduki kursi yang sama dengan sang ayah. 

Airlangga mewakili Partai Golkar menggantikan Saleh Husin dari Partai Hanura. Begitu diangkat menjadi Menteri Perindustrian RI yang baru oleh Presiden Jokowi, Bapak Airlangga Hartarto bersama pihak swasta langsung  membahas  pendidikan vokasi agar anak-anak bangsa siap bekerja sesuai kebutuhan industri. 

Kementerian Perindustrian pada saat itu  langsung bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja serta Kementerian Pendidikan untuk mendorong pengembangan SDM yang unggul. Ini merupakan bukti nyata bahwa Bapak Airlangga Hartarto memberi perhatian khusus kepada dunia pendidikan. 

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI), yang juga merupakan eks  Ketua Relawan Jokowi-JK Provinsi Aceh, Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Sabtu, 23 April 2022.

Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan  bahwa keberhasilan pembangunan suatu  Negara  terletak pada kesungguhannya dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM)/pendidikan.

 Karena SDM merupakan sumber daya utama yang mampu mengalahkan sumber-sumber daya lainnya dalam pembangunan. Kita bisa melihat pesatnya kemajuan pembangunan negara Jepang sebagai akibat keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan yang sudah tidak diragukan lagi. 

Akademisi yang juga politisi muda berdarah Pidie, Aceh, ini menambahkan “kita dapat mengetahui bahwa tidak lama setelah peristiwa bom atom di kota Nagasaki dan Hiroshima, Jepang, Kaisar Jepang Hirohito selaku pemimpin tertinggi Jepang pada saat itu langsung mengumpulkan para Jenderal yang tersisa. 

Ia bertanya kepada mereka  “Berapa jumlah guru yang tersisa?” Kata-kata ini berasal dari mulut Kaisar  sebagai respon pertama yang Ia keluarkan setelah mendengar berita luluh lantaknya Hiroshima dan Nagasaki. 

Dua kota di Jepang itu hancur karena bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di penghujung Perang Dunia II. Kehancuran dua kota itu pula yang menjadi alasan Kaisar Jepang menyelamatkan para guru setelah Perang Dunia 2”. 

Pertanyaan mengenai jumlah guru yang tersisa ini lantas membuat bingung para Jenderal. Sebab, semula mereka mengira sang Kaisar akan menanyakan perihal tentara, alih-alih guru yang masih tersisa”, ujar Pembina Yayasan Al-Mubarrak Fil-Ilmi tersebut.

Para Jenderal tersebut kemudian menegaskan kepada Kaisar Hirohito, bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar, walau tanpa kehadiran para guru.

 Menanggapi perkataan ini, Kaisar Hirohito mengatakan bahwa Jepang telah jatuh. Kejatuhan ini dikarenakan mereka tidak belajar. Jenderal dan tentara Jepang boleh jadi kuat dalam senjata dan strategi perang, tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai bom yang telah dijatuhkan Amerika. 

Kaisar Hirohito kemudian menambahkan bahwa Jepang tidak akan bisa mengejar Amerika jika tidak belajar. Karenanya, ia kemudian mengimbau pada para Jenderalnya untuk mengumpulkan seluruh guru yang tersisa di seluruh pelosok Jepang.

 Sebab, kepada para gurulah seluruh rakyat Jepang kini harus bertumpu, bukan pada kekuatan pasukan. Kaisar Hirohito kemudian bergerak untuk mengumpulkan sekitar 45.000 guru yang tersisa pada saat itu dan memberi mereka arahan. 

Kehadiran guru pada saat itu manjadi hal krusial bagi seluruh lapisan masyarakat Jepang. Karenanya, perlahan negara ini dapat kembali bangkit dari keterpurukan. Ini menunjukkan bahwa untuk keluar dari masalah yang paling rumit pun, pendidikan sangat utama.

 Saat ini, terbukti memiliki pendidikan yang kokoh untuk membangun dan mempertahankan pembangunan negaranya”, terang Dr. Iswadi, M.Pd. Iswadi menilai wajar jika doa agar Bapak Airlangga Hartarto menjadi Presiden pada Pemilu 2024 terus mengalir, karena  Bapak Airlangga Hartarto telah terbukti  memberi perhatian khusus kepada Dunia pendidikan. 

Alumni Institut Perguruan Darul Aman Malaysia ini menegaskan untuk tahun 2024 Indonesia memerlukan Presiden yang fokus pada pembangunan  pendidikan. Dengan demikian, InsyaAllah Indonesia akan mampu membangun masa depan pendidikan yang mumpuni agar berhasil mempertahankan pembangunan Indonesia. Demikian Iswadi(rizal jibro).

Post a Comment

Previous Post Next Post