Kabag. Humas Aceh Utara: MQK Gairahkan Para Santri Pelajari Kitab Kuning




Aceh Utara, newsataloen.com - MQK Aceh ke II tahun 2021 merupakan kegiatan bagi para santri yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali sebagai upaya perhelatan para santri dalam meningkatkan prestasi akademik khususnya dalam kajian kitab kuning. 

"MQK merupakan salah satu wahana yang ditunggu - tunggu oleh para santri (aneuk meudagang)  diseluruh pelosok tanah aceh, even ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali sangat digemari para penghafal/pembaca kitab kuning atau sering disebut gundul,"kata kabag Humas Sekdakab Aceh Utara, Hamdani,M.Kom.I dalam siaran persnya kepada media ini, Sabtu (16/10/2021).

Dikataka, bahwa melalui Dinas pendidikan Dayah, mereka dibina mulai dari usia masuk pondok pesantren dan diseleksi ditingkat Kabupaten di Aceh. MQK ini bisa dikatakan juga sebagai wahana penguat silaturrahmi para santri seluruh Aceh. 

"MQK ini menjadi wahana yang penting, mengingat mereka datang dengan membawa bekal ilmu Nahu, Tasawuf, Tauhid, Aqidah, Hadist dan sebagainya. Tentunya mereka sangat siap bersaing membaca kitab tanpa baris, ini harus disertai dengan  kegigihan sehingga mampu membaca menerjemahkan dan menyimpulkan (surah) dengan benar,"ungkap Hamdani yang juga alumni IAIN Lhokseumawe ini. 

Menurutnya, terasa begitu terhurunya kita ketika masuk dan menyaksikan kebolehan anak anak diseluruh Aceh, dimana mereka begitu yakin dan percaya diri tampil dihadapan para hakim dari Guru guru Dayah di Aceh. Sungguh terasa begitu bahagianya para orang tua anak anak yang sedang berlomba, seakan arah hidup mereka kedepan sudah tergambarkan begitu terhormat ditengah tengah masyarakat.


"Ini merupakan sebuah  terobosan baru selain MTQ yang selama ini digelar di tanah air, namun sayangnya tidak semua Daerah hari ini mengirimkan santrinya untuk berpartisipasi pada MQK ke II ini,  penting bagi Aceh dimana selama ini sedang menerapkan Syariat Islam secara kaffah, ketersediaan anggaran menjadi alasan bagi daerah yang menghadapi difisit,"tuturnya.

Hal ini, jelas kabag Humas, bahwa perlu dibahas oleh executif dan legislatif utuk kemuslihatan bersama bagi generasi Islami yang gemilang / bersinar dengan mengagumkan Nama Allah menjadikan mereka sebagai da'i muda yang mampu menjawab tantangan Umat diabad 21. Jika kegiatan ini dirasa tidak penting maka bisa digolongkan sebagai pergeseran pemahaman Islam di Aceh.

"Maka sudah sepatutnya semua Daerah merespon evan ini sehingga tercapainya pembinaan generasi muda yang berbasis pendidikan dayah dalam rangka menghalau pengaruh pengaruh barat dan aliran sesat ditanah serambi mekah,"pungkasnya. (red).

Post a Comment

Previous Post Next Post